MAKALAH
ILMU ALAM DASAR (IAD)
Tentang
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
Dosen Pengampu
:
SARJA, S.Sos.,
MM.
Disusun Oleh:
1.
ALAIKA AL
CHASBY (141403003)
2.
KHOERUNNISA (141403010)
3.
MASTUROH (141403012)
4.
SITI
MUTHOHAROH (141403019)
SEMESTER 6
EKONOMI DAN
BISNIS SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
(STAIBN) TEGAL
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertama-tama
latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Ilmu Kealamiahan Dasar. Selain alasan tersebut, makalah ini juga
menjabarkan tentang konsep IAD dalam kehidupan bermasyarakat itu sendiri dan
juga menyangkut Alam Pikir Manusia dan Perkembangannya yang termasuk dalam IAD.
Ilmu
Kealamiahan Dasar (IAD) sangat bersangkutan dengan kehidupan manusia itu
sendiri karena kita sebagai manusia tidak akan bisa lepas dari alam. Alam pikir
manusia juga membantu dalam pembentukan Ilmu kealamiahan dasar yang sudah
tercipta sebelum manusia hidup.
B. Maksud dan Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk menjabarkan konsep IAD dalam kehidupan manusia dan pola pikir
manusia itu sendiri terhadap alam yang ditinggalinya dan menggalinya menjadi
suatu konsep Ilmu.
Makalah ini
juga menjelaskan Ilmu Kealamiahan dasar juga membentuk sub Ilmu seperti Ilmu
pengetahuan alam, dsb. Dan bagaimana alam ini berabad-abad lalu dan emnurut
mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat yang mempunyai alam pikir
berbeda-beda sebagai manusia. Dan menjelaskan bagaimana alam pikir manusia dan
perkembangannya.
C. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan alam
pikir manusia ?
2.
Hakekat manusia dan sifat keingintahuannya
?
3.
Perkembangan Alam Pikiran Manusia
?
4.
Sejarah Pengetahuan yang di
Peroleh Manusia
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis mengambil metode browsing internet : Yaitu metode yang menggunakan media
internet untuk pengumpulan bahan-bahan yang dapat melengkapi isi makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Konsep
Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
1.
Manusia yang Bersifat Unik
Sebagimana
mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun
anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan
proses biologis, seperti kebutuhan makan/minum (nutrisi), kebutuhan bernapas
(respirasi), berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi),
bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi
dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh
mahluk lainnya yakni rasa
ingin tahuannya (kutriositas) mengalami
perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).
Ciri-ciri manusia :
a.
Organ tubuhnya kompleks dan sangat
khusus, terutama otaknya
b.
Mengadakan metabolisme atau
pertukaran zat, (ada yang masuk dan keluar)
c.
Memberikan tanggapan terhadap
rangsangan dari dalam dan luar
d.
Memiliki potensi untuk berkembang
biak
e.
Tumbuh dan bergerak
f.
Berinteraksi dengan lingkungannnya
g.
Sampai pada saatnya mengalami
kematiian
Manusia
adalah makhluk yang lemah dibanding makhluk lain namun dengan akal budinya dan
kemauannya yang sangat kuat maka manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dapat hidup
dengan lebih baik lagi. Akal budinya dan kemauannya yang sangat kuat itulah
sifat unik dari manusia.
2.
Kuriositas atau Rasa Ingin Tahu
dan Akal Budi
Rasa
ingin tahu makhluk lain lebih didasarkan oleh naluri (instinct) /idle
curiosity naluri ini didasarkan pada upaya mempertahankan kelestaraian hidup
dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia juga mempunyai naluri seperti
tumbuhan dan hewan tetapi ia mempunyai akal budi yang terus berkembang serta
rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan.
Sesuatu masalah yang telah dapat dipecahkan maka akan
timbul masalah lain yang menunggu pemecahannya, manusia setelah tahu apanya
maka ingin tahu bagimana dan mengapa. Contoh: tempat tinggal manusia purba
sampai manusia modern, contoh lain seperti penyakit setelah ditemukan obat
suatu penyakit ada penyakit lain lagi yang dicoba untuk dicari obatnya
(HIV/AIDS).
3.
Perkembangan sifat dan pemikiran
manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manuia hidup dari berburu dan
berladang berpindah dari satu tempat ketempat yang lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan
alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikir manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini, pengelompokkan perkembangan kecerdasan manusia
berdasakn usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0-2 Tahun)
Menurut
psikologi disebut juga sebagai priode sensomotorik. Pada periode ini,
perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan,
berbicara, dan mengikat diri pada orang lain. Dengan gerakan-gerakan anggota
tubuhnya, ia belajar memadukan keterangan-keterangan melaui semua alat
indranya.
b. Masa kanak-kanak (3-5 Tahun)
Masa
kanak-kanak disebut sebagai periode pra-operasional, dengan kisaran usia 2-7
tahun. Pada periode ini, dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga
banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si
anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini
pengungkapannya sering menggunakan lambing-lambang, seperti bermain mobil
dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
c. Masa usia sekolah (6-12 tahun)
Masa ini disebut juga sebagai periode operasinal nyata dengan kisaran usia 7-11
Tahun. Pada periode ini anak sangat aktif, ditandai dngan perkemabngan fisik,
dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa
tenang,karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan
maksimal sesuai dengan kemapuan individu. Perolehan pengtahuannya masih dengan
induksi (pengamatan dan percobaan), walau sudah dimulai dengan menggunakan
penalaran dan logika.
d. Masa remaja (13-20 tahun)
Masa remaja disebut juga periode oprasional formal (11-15tahun). Periode ini
merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa, secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta
berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun)
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.
Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
4. Lahirnya Ilmu Alamiah
Panca
indera akan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan dimana tanggapan itu
menjadi suatu pengalaman. Pengalaman yang diperoleh terakumulasi oleh karena
adanya kuriositas manusia. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan
fakta-fakta. Pengalaman akan bertambah terus seiring berkembangnya manusia dan
mewariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Pertambahan
pengetahuan didorong olehpertama untuk
memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi
kuriositas dan memahami hakekat alam dan isinya kedua, dorongan praktis yang memanfaatkan
pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Dorongan
pertama melahirkanIlmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang dorongan kedua menuju Ilmu Pengetahuan Terapan
(Aplied Science).
Sebagaimana
dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengetahuan didapat dengan berbagai
pendekatan seperti halnya pengetahuan berupa mitos atau legenda menggunakan
pendekatan kepercayaan yakni kebenarannya hanya atas dasar percaya maka
pendekatan pengetahuan semacam ini bersifat irrasional, begitu pula pengetahuan yang sifatnya
falsafi pendekatan kebenarannya hanya mengandalkan nalar = akal = rasio belaka
maka dikenalah pendekatan pengetahuan rasional sehingga muncullah persepsi paham
kebenaran irrasionalime dan
rasionalisme.
Ilmu alamiah
sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil
pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan
kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan
tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi : yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri
sendiri yang sifatnya non praktis atau teritis guna memenuhi kuriositas dan
memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya
melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis,
dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih
tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied
science ( Ilmu
pengetahuan terapan/teknologi).
Kapan ilmu
pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi
yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan
kebenaran tertumpu pada rational
approach and empiric approach yakni
kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan
secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah. Pendekatan senacam itu
sebenarnya sudah dilakukan pada masa filosuf muslim di Persia dengan bukti munculnya
ilmu-ilmu terapan seperti ilmu perbintangan, ilmu kimia dan ilmu kedokteran,
tetapi kebenaran ini tidak deklarasikan oleh ilmuwan barat, mereka mengklaim
bahwa kelahiran ilmu pengetahuan sains (ilmiah) adalah setelah ditemukannya
teropong bintang (sekalipun sejak masa filsafat muslim teleskop sudah ada) yang
mampu membuktikan kebenaran teori Heliosentris Copernicus. Memang sejak
penemuan teleskop telah banyak membantu para ilmuan untuk dapat membuktikan
secara empiric terhadap konsep-konsepnya.
Berikut ini
dijelaskan beberapa ilmuan yang telah menancapkan tonggak sejarah perkembangan
ilmiah : Nikolas Copernicus (1473 – 1543 M)
Ia seorang astronom, matematika dan pengobatan, Tulisannya yang terkenal dan
merombak pandangan Yunani yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Caelestium (
Peredaran alam semesta) buku ini ditulis pada tahun 1507 M tetapi tidak segera
dideklarasikan karena konsepnya bertentangan dengan konsep lama yang sudah
mendapat justifikasi dari penguasa. Pokok-pokok ajarannya sebagai berikut
:
-
Matahari adalah pusat dari system
solar, dimana system itu bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet
lain yang beredar mengelilingi matahari.
-
Bulan beredar
mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
-
Bumi berputar
pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan
pandangan gerakan bintang-bintang.
-
Pengikut
Copernicus adalah Bruno (1548 – 1600 M) memperoleh kesimpulan lebih jauh lagi,
yaitu ;
o Jagat raya ini tidak ada batasnya
o Bintang-bintang tersebar di seluruh
jagat raya. Karena keberaniaannya
mendeklarasikan pendapatnya yang bertentangan dengan keyakinan penguasa pada
itu maka Bruno dianggap sebagai orang yang kemasukan setan (kesurupan) dan
dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup hingga mati.
-
Ahli
astronomi lainnya dalah Johannes Kepler (1571 – 1630 M ) Pokok-pokok pikirannya
adalah:
o Planet-planet beredar mengelilingi
matahari pada suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu focus apabila ditarik
garis imajinasi dari planet ke matahari dan sementara itu ia bergerak menurut
garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama
adalah sama.
o Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh adalah sebanding
dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
-
Konsep-konsep
diatas dibenarkan oleh Galileo Galilei (1564 –1642 M) dengan menggunakan
teleskopnya yang terbesar mampu melihat tatasurya dan mengumumkan hasil
penemuannya bahwa teori Geosentri dianggap salah dan yang benar adalah teori
Heliosentris sebagaimana dikemukakan oleh Copernicus dan Kepler sekalipun
bertentangan dengan pendapat penguasa yang mempertahan teori geosentris dan
menganggap suci bumi dan menjadi pusat tata surya sebagai tempat singgasana para
raja.
5. Kriteria Alamiah
Suatu pengetahuan dinyatakan
ilmiah apabila dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :
· Sistematis, Berobjek, Bermetoda dan Universal
Kebenaran
pengetahuan ilmiah harus bersifat sistematis yakni bertautan dan meiliki hubungan
kebanaran yang saling mendukung dengan pengetahuan lainnya (tidak berdiri
sendiri) dan memiliki langkah yang tersusun dalam menemukannya, disamping itu
kajian ilmu harus memiliki objek yang jelas karena pada hakekatnya pengetahuan
ilmiah itu adalah bertujuan dalam justifikasi objek melalui metoda ilmiah
(scientific methode) yang operasional terarah dan terukur dan mengandung fakta
kongkrit sehingga menghasilkan kebenaran yang bersifat universal yakni berlaku
secara menyuluruh.
Perlu
dikemukakan pula bahwa disamping adanya kriteria ilmiah yang mampu menghasilkan
kebnenaran ilmiah, juga adapula criteria kebenaran yang sifatnya non ilmiah,
yakni ;
o
Perasaan yaitu Perasaan merupakan
salah satu cara untuk menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan nalar tentu
saja hal ini akan bersifat subjektif karena perasaan setiap orang satu dengan
lainnya memiliki sensitifitas yang berbeda.
o
Intuitif merupakan kegiatan berpikir
yang tidak analistis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu, pendapat yang
berdasar intuisi timbul dari pengetahuan-pengetahuannya yang terdahulu melalui
proses berpikir yang tidak disadari. Seolah-olah pendapat itu muncul begitu
saja tanpa dipikir terlebih dahulu. Setiap orang memiliki kepekaan dan
ketajaman intuitif yang tingkatnya berbeda-beda, mungkin orang yang terlatih
intuisinya akan memeiliki kepekaan yang tinggi dan memungkinkan intuisinya
dapat mendekati kebenaran atau sebaliknya bagi orang yang memiliki kepekaan dan
ketajaman intuisi yang rendah.
o
Trial and error
Sementara
kebenaran dengan criteria trial and error sekalipun tingkat kebenaran lebih
maju dibanding prasangka dan intuitif, tetapi pendekatan ini dipandang tidak
efesien karena cara untuk memperoleh pengetahuan melalui coba-coba atau
untung-untungan dan lebih cenderung error daripada berhasil.
6. Metode Ilmiah
dan Implementasinya
Segala
kebenaran dalam ilmu Alamiah terletak pada metode ilmiah. Sebagai langkah
pemecahan atau prosedur ilmiah dapat sebagai berikut :
1.
Penginderaan, merupakan suatu
aktivitas melihat, mendengar, merasakan, mengecap terhadap suatu objek tertentu.
2.
Masalah dan problema,
menemukan masalah dengan kata lain adalah dengan mengemukakan pertanyaan
apa dan bagaimana.
3.
Hipotesis, jawaban sementara
terhadap pertanyaan yang kita ajukan.
4.
Eksperimen, dari sini ilmu alamiah
dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan. Contoh dalam gejala alam tentang
serangga dengan lampu (sinar biru) .
5.
Teori, bukti eksperimen merupakan langkah
ilmiah berikutnya yaitu teori. Dengan hasil eksperimen dari beberapa peneliti
dan bukti-bukti yang menunjukkan hasil yang dapat dipercaya dan valid walaupun
dengan keterbatasan tertentu. Maka disusun teori.
Dengan
teori-teori yang dikemukakan maka dapat diaplikasikan terhadap kebutuhan
manusia seperti pengusiran serangga atau perangkap nyamuk (terkait dengan teori
pencahayaan.
7. Keterbatasan Ilmu Ilmiah
Untuk itu perlu dilakukan
pengujian sampai dimana berlakunya metode ilmiah dan dimana metode ilmiah tidak
berlaku. Untuk itu kita perlu memperhatikan :
Pertama, Bidang ilmu Alamiah, yang
menentukan bidang ilmu alamiah adalah metode ilmiah, karena bidang ilmu alamiah
adalah wahana di mana metode ilmiah dapat diterapkan, sebaliknya bidang non
ilmiah adalah wahana dimana metode ilmiah tidak dapat terapkan. Contoh hipotesa
tentang keberadaan tuhan merupakan konsep yang tidak bisa menggunakan metode
ilmiah dan apabila menggunakan konsep ini bisa menyebabkan orang Atheis.
Kedua, tujuan ilmu Alamiah, membentuk dan
menggunakan teori. Ilmu alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran
sementara dengan kata lain untuk kebenaran sementara adalah "Teori".
Karena tidak ada sesuatu yang mutlak tetapi terus mengalami perubahan (contoh
teori tentang bumi ini bulat).
Ketiga. Ilmu alamiah dan nilai, ilmu alamiah tidak
menentukan moral atau nilai suatu keputusan. Manusia pemakain ilmu alamiahlah
yang menilai apakah hasil Ilmu Alamiah baik atau sebaliknya. Contoh
penemuan mesiu atau bom atom.
8. Filsafat Ilmu Alamiah
Yang
menjadi objek Ilmu Alamiah adalah semua materi dalam alam semesta ini. Ilmu
Alamiah meneliti sumber alam yang mengaturnya. Pertanyaan tentang siapa
yang mengatur alam ini merupakan pertanyaan filsafat. Untuk itu ada 3 pandangan
tentang filsafat ilmu alamiah.
1. Vitalisme, merupakan suatu doktrin yang
menyatakan adanya kekuatan diluar alam. Kekuatan itu
melikiki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di Alam
semesta ini. (misalnya Tuhan). pendapat ini ditantang oleh beberapa orang lain
karena dalam ilmu alamiah dikatakan bahwa segala sesuatunya harus dapat
dianalisis secaras eksperimen. Atau harus cocok dengan metode ilmiah.
2. Mekanisme, penyebab segala gerakan di alam semesta ini
dikarenakan hukum alam (misalnya fisika atau kimia). Faham ini menganggap bahwa
gejala pada mahluk hidup secara otomatis terjadi hanya berdasar peristiwa
fisika –kimia belaka. Pandangan ini menyamakan gejala pada mahluk hidup dengan
gejala benda tidak hidup sehingga perbedaan hikiki tidak ada. Dengan begitu
dapat menghayutkan manusia ke pandangan materialisme yang selanjutnya kepada
Atheisme.
3. Agnotisme, untuk menghindari pertentangan
vitalisme dan mekanisme maka aliran ini timbul, dimana aliran ini melepaskan
atau tidak memperhatikan sisi dari sang pencipta. Mereka yang mengkuti aliran
ini, hanya mempelajari gejala-gejala alam saja, aliran ini banyak dianut oleh
ilmuwan Barat.
4. Filsafat Pancasila, paham yang menjembatani
dari 2 aliran yang menyatakan bahwa alam dan hukumnya terjadi karena ciptaan
tuhan dan proses selanjutnya menurut filsafat mekanisme (hukum alam). Hukum
alam adalah itu adalah sama dengan hukum Tuhan.Dapat dilihat dari kehidupan
makhluk hidup dari awal sampai akhir.
9. Kemampuan memecahkan masalah
A. Kemampuan Memecahkan Masalah Dapat Dipelajari
dengan Melakukan Pemecahan Masalah seperti keterampilan lain, dapat dipelajari dengan berbuat. Belajar akan
berhasil baik apabila memberikan makna bagi kita. Manusia mempunyai indera yang
sama dengan beberapa jenis hewan lain. Yang berbeda adalah kecerdasan di mana
dengan kecerdasan itu manusia tidak hanya dapat merencanakan dan mengontrol penginderaan,
tetapi juga merancang instrumen untuk
membantu inderanya sendiri.
B. Metode
Ilmiah atau proses ilmiah
merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis
dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori
ilmiah.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah sebagai berikut
a)
Menentukan dan Merumuskan Masalah
Langkah pertama dalam metode ilmiah adalah menentukan masalah yang akan
dipecahkan, dan untuk menemukan masalah kita perlu membuat pertanyaan. Masalah
sendiri adalah segala sesuatu yang harus dipecahkan secara pasti dan benar.
b)
Mengumpulkan data dan informasi
Setelah menemukan masalah apa
yang akan dipecahkan, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dan
informasi yang berkaitan dengan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku, membaca laporan hasil
penelitian orang lain, atau bisa juga dengan melakukan wawancara dengan orang
yang sudah ahli dalam masalah tersebut.
c)
Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau
prediksi sementara terhadap masalah berdasarkan data dan informasi yang telah
diperoleh sebelumnya. Kebenaran dari hipotesis yang diajukan ini belum pasti,
jadi harus dilakukan pengujian dan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan
hal tersebut.
d)
Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah
disampaikan sebelumnya. Tujuan dari eksperimen adalah untuk membuktikan
hipotesis dengan didukung oleh bukti yang nyata. Dan kadang, untuk mendapatkan
hasil yang pasti, eksperimen bisa dilakukan lebih dari satu kali.
e)
Menarik kesimpulan
Kesimpulan adalah hasil akhir
yang diperoleh setelah melewati serangkaian metode-metode ilmiah diatas.
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil dari eksperimen. Kesimpulan bisa sesuai
(menerima) hipotesis, namun bisa juga tidak sesuai (menolak) hipotesis.
C. Karateristik Metode Ilmiah
1.
Karya Ilmiah Harus Berdasarkan
Fakta (jujur).
Menulis karya ilmiah harus
berdasarkan fakta, bukan hasil imajinasi, mengkhayal atau semacamnya, dan fakta
itu berupa data empiris yang harus dapat diukur dan dianalisis lebih lanjut.
2.
Karya Ilmiah Harus Sistematis.
Penelitian itu harus di atur
dengan cara yang baik, menggunakan urutan tertentu atau langkah-langkah
tertentu.
3.
Karya ilmiah harus empiris.
Karya ilmiah itu harus
berdasarkan pada bukti, konsekuensi atau hal-hal yang dapat di lihat. Terutama
yang di peroleh dari penemuan, percobaan dan pengamatan yang telah di lakukan.
4.
Karya ilmiah harus logis.
Karya ilmiah itu harus logis
(rasional). Suatu pemikiran yang bisa di pahami atau di cerna oleh akal fikiran
manusia.
5. Universal.
Karya ilmiah itu harus bersifat
universal. Yang dimaksud dengan pengertian universal yaitu
pengertian atau konsep yang mencakup semua bagian dengan tidak ada satu pun
yang dikecualikan.
10. Keterbatasan Indra Manusia
Berdasarkan penelitian terhadap
indera, manusia mempunyai kisaran (range) batas yang sangat terbatas,
diantaranya:
a.
Penglihatan, terutama terhadap cepat atau lambatnya benda
bergerak (riak air atau kecepatan cahaya, atau penglihatan kita sewaktu naik
kereta api yang disampingnya terdapat pohon.
b.
Pendengaran, manusia mempunyai kemampuan
pendengaran dengan kisaran frekuensinya range 30 - 30.000 Hertz
c.
Pengecapan dan pembauan, manusia selain mempunyai
kemampuan tersebut juga mempunyai keterbatasan pembauan dan pengecapan terhadap
benda yang ada dialam.
d.
Indra kulit, manusia mampu membedakan
antara panas dan dingin secara kasar, namun manusia mempunyai keterbatasan
sehingga penginderaan sering menimbulkan salah kesan dan informasi,
seperti perpindahan seseorang dari ruang panas ke dingin dibanding dengan orang
yang berada diruangan yang tidak begitu panas.
11.
Hakekat manusia dan sifat
keingintahuannya
Manusia
dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya
maupun lingkungannya.
a.
Kelebihan manusia dari Penghuni
Bumi Lainnya.
Manusia
sebagai makhlukyang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi
lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :
o
Manusia sebagai makhluk berpikir
dan bijaksana ( Homo sapiens ) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya
terhadap lingkungannya.
o
Manusia sebagai pembuat alat
karena sadar akan keterbatasan inderanya.
o
Manusia dapat berbicara ( Homo
Langues ) baik secara lisan maupun tulisan.
o
Manusia dapat hidup bermasyarakat
( Homo sosius ) dan berbudaya ( Homo Humanis.
o
Manusia dapat mengadakan usaha (
Homo Economicus ).
o
Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama ( Homo religious ).
b. Rasa ingin tahu dan terbentuknya ilmu
pengetahuan alam
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri
khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di
sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri. Binatang
mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta
hal-hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan
dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut
idle curiosity. Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa
ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiosity.
Secara
sederhana perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan What “apa”
tentang sesuatu kemudian dilanjutkan dengan How “bagaimana” kemudian Why
“mengapa”. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya
merupakan dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan
dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama
tentang benda yang ada disekelilingnya, alam jagad raya, bahkan dirinya
sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami serta menjelaskan
gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut
membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan
tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah) lain yang ingin dijawab.
12. Penelahaan
alam semesta dan Sikap Ilmiah
1. Relativitas Ilmu Alamiah
Menurut
para ilmuwan, kebenaran yang ditemukan manusia tidak pernah merupakan kebenaran
mutlak sehingga tidak terdapat kepastian terakhir. Perubahan merupakan
sifat dominan dalam alam semesta sehingga ilmu pengetahuan akan mengalami
perkembangan terus menerus.
Bagan
perkembangan konsep dalam ilmu pengetahuan dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Dari konsep/teori dilakukan deduksi untuk merumuskan hipotesis sementara.
b. Berdasarkan pada hipotesis, ilmuwan merancang cara pengujian hipotesisnya.
c. Hasil pengujian merupakan konsep/teori baru atau pembaruan konsep.
d. Siklus
tersebut disebut dedukto-hipotetiko-verifikatif
2. Sikap ilmiah
Salah satu aspek tujuan
mempelajari Ilmu alamiah dasar ini adalah bagaimana menanamkan sikap ilmiah
bagi mahasiswa, berikut ini di jelaskan beberapa sikap ilmiah yang harus
dimilki oleh seorang ilmuan :
a. Jujur Sebagai ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya
secara objektif. Dan menyusun penelitian hingga pelaporan harus disampaikan
sejujur-jujurnya sehingga terbuka bagi peneliti lain bila dilakukan
pengulangan.
b. Terbuka, Seorang iolmuan mempunyai pandangan luas,
terbuka bebas dari praduga, ia tidak memperoleh buah pikirannya dari dugaan, ia
akan terus mendapatkan kebenaran dengan prosedur ilmiah dan membuka diri bagi
pihak lain untuk menguji dan mengkritik kebenarannya atau selalu menghargai
kebenaran orang lain.
c. Toleran, Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa dirinya
paling benar, bahkan ia bersedia mengakui bahwa oprang lain mungkin lebih
benar. Dalam menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain,
membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, ia memiliki tenggang rasa
atau sikap toleran yang tinggi, jauih dari sikap angkuh.
d. Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam
memperoleh informasi, tidak sinis tetapi meragukan kebenaran informasi sebelum
teruji yang didukung oleh data fakta yang kuat sehingga dalam membuat
pernyataan, keputusan atau kesimpulan tidak keliru.
e. Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai
segala sesuatu, tidak putus asa, dan ia selalu berkata “ Beri saya kesempatan
untuk berpikir dan mencoba mengerjakannya” .Seorang yang
memiliki kecerdasan optimis akan memiliki rasa humor yang tinggi. John Von
Neuman memberi nama hasil karyanya dengan sebutan MANIAC (sehingga membuat
peserta seminar tertawa) padahal maniac itu istilah dari singkatan Mathematical
Analyzer, Numerical Integrator and Computer.
f.
Pemberani, Seorang ilmuan harus
memiliki sikap pemberani dalam menghadapi ketidakbenaran, kepura-puraan,
penipuan, kemunafikan, dan kebathilan yang akan menghambat kemajuan.
g.
Kreatif, Ilmuwan dalam mengembangkan
ilmunya harus krea
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa IAD adalah kumpulan pengetahuan tentang
konsep-konsep dasar dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu
pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang
gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk
konsep dan prinsip.
Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar
yang esensial saja. Sebenarnya kita sudah tidak asing lagi dengan
disiplin ilmu ini, karena secara tidak sadar sudah kita temukan dimana saja,
dan kapan saja, serta dalam bentuk apa saja.
DAFTAR PUSTAKA
-
Drs. Abu Ahmadi dan Ir. Supatmo,
(1991) Ilmu Alamiah Dasar, Rineka Cipta:
Jakarta
-
Drs. Abu Ahmadi, (1991) Ilmu social dasar, Rineka
Cipta: Jakarta
-
M. Habib Musthopo, (1983) ilmu budaya dasar, Usaha Nasional: Surabaya
-
Drs. H. Ahmad Musthofa, (1999) ilmu budaya dasar, CV. Pustaka Setia:
Bandung
-
Djaliel, Maman Abdul. 2008. Ilmu
Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.
-
Drs. Herabudin, M.Pd. (2013).Ilmu
Alamiah Dasar,CV.Pustaka Setia:Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar