Kamis, 06 April 2017

“Konsep Dasar, Model Pembentukan, Perubahan Sikap”



TUGAS MAKALAH
Konsep Dasar, Model Pembentukan, Perubahan Sikap
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen
S1 Ekonomi Syariah
Semester 6




Disusun oleh:
1.Aisah Tunnifa                       141403002
2.Ardani Ahmad                      141403004
3.Defi Meilani             141403006
4.Marifah                                 141403011
5.Masturoh                              141403012



STAIBN TEGAL
Tahun 2016/2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sikap merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan beli konsumen. Oleh karena itu, pemasar sangat berkepentingan dalam hal pengetahuan tentang bagaimana terbentuknya sikap itu dan bagaimana bisa mengubahnya supaya konsumen bersikap positif terhadap produk dan kemudian memutuskan untuk membeli. Untuk memenangkan sikap positif itu, pemasar selalu berusaha dengan berbagai macam cara terutama dalam komunikasi pemasarannya untuk mempengaruhi konsumen.

B.  Rumusan Masalah
  1. Apa saja pengaruh dalam pembentukan sikap konsumen?
  2. Bagaimana cara memenangkan sikap positif konsumen?














BAB II
PEMBAHASAN

A.  KONSEP DASAR
Sikap merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan beli konsumen. Oleh karena itu, pemasar sangat berkepentingan dalam hal pengetahuan tentang bagaimana terbentuknya sikap itu dan bagaimana bisa mengubahnya supaya konsumen bersikap positif terhadap produknya dan kemudian memutuskan untuk membeli. Untuk memenangkan sikap positif itu, pemasar selalu berusaha dengan berbagai macam cara terutama dalam lkonimikasi pemasarannya utnuk mempengaruhi sikap konsumen.
·       Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu.
·       Obyek Sikap dalam perilaku konsumen meliputi konsep seperti : produk, iklan, harga media dan pedagang ritel
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.

B.  BAGAIMANA SIKAP TERBENTUK
1. Pembelajaran sikap
Pada bagian bagian terdahulu telah di pelajari tentang proses pembelajaran dasar,seperti teori-teori:
• Clasissical conditioning
• Instrumental conditioning
• Cognitive Learning Theory
• Information Processing
Teori-teori tersebut di atas tidak membahas tentang bagaimana sikap terbentuk melainkan dari mana sebenarnya informasi,nasihat,dan pengaruh yang berperan dalam membentukn sikap itu diperoleh konsumen.
2. Sumber Pengaruh Terhadap Pembentukan Sikap
Sumber-sumber utama yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen adalah:
a. Pengalaman
Pengalaman langsung oleh konsumen dalam mencoba dan mengevaluasi produk dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produktersebut.Dengan maksud ini pulalah perusahaan dalam upaya pemasarannya sering memberikan sampel Cuma-Cuma dank upon diskon bahkan beberapa merek kopi, teh, madu, dan berbagai daging goreng tepung di tawarkan pada calon konsumen di mall dan di depan pasar swalayan. Tujuannya adalah agar konsumen mengalami produk baru dan sesudah itu mengevaluasinya.Bila memuaskan,maka konsumen di harapkan akan membentuk sikap positif dan mungkin membeli produk tersebut apabila kelak mereka membutuhkanya.
b. Kepribadian
Keluarga,menurut Kindran dkk (1994) adalah factor penting dalam pembentukan kepribadian dan selanjutnya pembentukan sikap seseorang. Dalam keluarga itulah, seseorang membentuk nilai –nilai dasar dan keyakinannya.
c. Informasi dari media massa
Pengaruuh media massa tidak boeh dianggap remeh. Perusahaan menggunakan berbagaimacam media massa secara efektif untuk mempengaruhi sikap audiens merupakan konsumen atau calon konsumen perusahaan itu. Sikap dapat terbentuk dari jenis media massa yang digunakan untuk mengkomunikasikan nformasi tentang produk.

C.  STRATEGI UNTUK MENGUBAH SIKAP
Pendekatan ini dikenal sebagai functional approach dimana sikap dikelompokkan kedalam empat fungsi:
1. Utilitarian function
Sikap yang berfungsi utilitarian terjadi apabila konsumen menggunakan suatu produk atau brand tertentu karena produk atau brand itu memiliki kegunaan (utility) yang dapat memuaskan kebutuhannya. Untuk mengubah sikap utilitarian ini pemasar akan menekankan pada kepuasan dalam penggunaan produk.
2. Ego defensive function
Sikap yang berfungsi mempertahankan ego terjadi apabila konsumen bermaksud melindungi konsep diri terhadap keraguan, inkonsistensi dan kecemasan
3. Value expressive function
Value expressive function adalah sikap yang berfungsi mengeksprersikan nilai-nilai umum, gaya hidup dan harapan. Melalui proses classical conditioning, suatu brand diasosiasikan dengan stimulus yang dapat berupa humor dan lain-lain.
4. Knowledge function
Dalam hal ini, orang mempunyai keingintahuan yang besar akan suatu obyek sikap karena dia percaya bahwa obyek ini dapat mempengaruhi perilaku.
a.    Menautkan produk dengan suatu kelompok atau peristiwa tertentu, karena sikap paling tidak sebagian mempunyai hubungan dengan atau juga ditentukan oleh kelompok tertentu atau peristiwa tertentu.
b.    Menghubungan sikap yang sudah ada denagn sikap-sikap yang berlawanan.
c.    Mengubah model-model dari model multi atribut, caranya :
·      Mengubah relative evaluation of attributes
·      Mengubah brand belief
·      Menambah dan menggabung suatu atribut
·      Manambah overall brand rating
·      Mengubah keyakinan terhadap competitor’s brand yang biasa dilakukan melalui comparative advertising.
Semua uraian tentang pembentukan dan perubahan sikap tersebut diatas dilandaskan pada pandangan bahwa konsumen membentuk sikapnya dahulu baru kemudian diikuti dengan tindakan atau perilaku. Namun ada juga pandangan lain yang mendahulukan perilaku ketimbang sikap.
Pandangan seperti ini tampak dalam dua teori berikut:
1) Coqnitive dissonance theory
Menurut teori ini ketidaknyamanan atau dissonance terjadi apabila seorang konsumenmemperoleh innformasi baru yang bertentangan dengan apa yang diyakini atau sikapnya yang terdahulu.
2) Attribution theory
Teori ini menjelaskan bagaimana konsumen mencari penyebab dari berbagai peristiwa, baik yang ditimbulkan oleh perilakunya sendiri maupun perilaku orang lain.



D.  PEMBENTUKAN DAN PENGUBAHAN SIKAP KONSUMEN
Pembentukan Sikap
Sikap yang terbentuk biasanya didapatkan dari pengetahuan yang berbentuk pengalaman pribadi. Sikap juga dapat terbentuk berdasarkan informasi yang diterima dari orang lain, yang memiliki pengaruh. Kelompok juga menjadi sumber pembentukan sikap yang cukup berpengaruh.
Alur pembentukan sikap dimulai ketika seseorang menerima informasi tentang produk atau jasa. Informasi tersebut, kemudian dievaluasi dan dipilah, berdasarkan kebutuhan, nilai, kepribadian, dan kepercayaan dari individu. Sehingga terjadilah pembentukan, perubahan atau konfirmasi dalam kepercayaan konsumen terhadap produk, serta tingkat kepentingan dari tiap atribut produk terhadap dirinya atau terhadap kebutuhannya saat ini. Hasil akhirnya adalah terbentuknya sikap dari individu terhadap suatu objek (produk, jasa atau hal lainnya). Tingkat komitmen dari pembentukan sikap beragam, mulai dari compliance, identification, sampai kepada internalization. Dalam prinsip konsistensi sikap, terdapat harmoni antara pemikiran, perasaan, dan perbuatan, yang cenderung menimbulkan usaha untuk menciptakan keseimbangan antara ketiganya. Adanya disonansi antara elemen sikap dan perilaku dapat direduksi dengan menghilangkan, menambah atau mengubah keduanya (teori disonansi kognitif). Teori persepsi diri menyatakan bahwa sikap dapat ditentukan dari perilaku yang diobservasi. Adanya penerimaan dan penolakan pesan berdasarkan standar yang dibentuk dari sikap sebelumnya terdapat dalam teori penilaian sosial.
Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk berperilaku dengan cara yang tetap menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (misalnya suatu kategori produk, jasa, iklan, situs Web, atau toko ritel). Setiap unsur dalam definisi ini sangat penting untuk memahami mengapa dan bagaimana sikap terkait dalam perilaku konsumen dan pemasaran.

“Obyek” Sikap
Kata “obyek” mengenai sikap yang berorientasi pada konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi konsep yang berhubungan dengan konsumsi dan pemasaran khusus, seperti produk, golongan produk, jasa, kepemilikan, penggunaan produk, iklan, situs internet, harga, medium, atau pedagang ritel.
Sikap Adalah Kecenderungan Yang Dipelajari
Sikap mempunyai kualitas memotivasi, yaitu dapat mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.
Sikap Mempunyai Konsistensi
Karakteristik lain dari sikap adalah bahwa sikap relative konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya. Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap dapat berubah.
Sikap Terjadi Dalam Situasi Tertentu
Situasi adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang, pada tahap dan waktu tertentu, mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku. Situasi tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.
Pembentukan sikap terbagi menjadi tiga bidang, yaitu :
1.Bagaimana sikap dipelajari, berbagai teori pembelajaran memberikan pandangan yang unik mengenai bagaimana sikap terbentuk.
2.Sumber-sumber yang mempengaruhi pembentukan sikap, pembentukan sikap dipermudah oleh pengalaman pribadi langsung dan dipengaruhi oleh berbagai gagasan dan pengalaman teman-teman maupun pengaruh anggota keluarga dan keterbukaan terhadap media massa.
3.Faktor-faktor kepribadian, kepribadian individu memainkan peranan penting dalam pembentukan sifat.



E.   BERBAGAI MODEL STRUKTUR SIKAP
Model dan Teori Sikap
Perkembangan teori tentang sikap sudah sangat maju. Sikap juga dapat digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional menggambarkan pengaruh informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di mana informasi tersebut akan diolah dengan menggunakan elemen internal dari seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek. Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen. Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.
Yang sangat penting dalam memahami peran sikap dalam perilaku konsumen adalah pengertian mengenai struktur dan komposisi sikap.
Terdapat empat kategori besar model sikap, yaitu :
1.Model Sikap Tiga Komponen
Sikap ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
v  Komponen Kognitif, adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan ini dan persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu bahwa obyek sikap mempunyai berbagai sifat dan perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu.


v  Komponen Afektif, merupakan emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluative sifatnya, yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh.
v  Komponen Konatif, berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap tertentu. Menurut beberapa penafsiran komponen konatif mungkin mencakup perilaku sesungguhnya itu sendiri, dalam riset pemasaran dan konsumen komponen ini sering dianggap sebagai pernyataan maksud konsumen untuk membeli.
2.Model Sikap Multi Sifat
Secara singkat terdapat tiga model dalam model sikap sikap multi sifat, yaitu:
v  Model sikap terhadap obyek, sikap merupakan fungsi evaluasi atas keyakinan yang product-specific dan evaluasi.
v  Model sikap terhadap perilaku, sikap untuk berperilaku atau bertindak berkenaan dengan suatu obyek, daripada sikap terhadap obyek itu sendiri.
v  Teori model tindakan yang beralasan, sebuah model sikap yang komprehensif dan integrative.
3.Teori Usaha Mengkonsumsi
Suatu teori sikap yang dirancang untuk menjelaskan berbagai kasus di mana tindakan atau outcome tidak pasti, tetapi sebaliknya merefleksikan usaha konsumen untuk mengkonsumsi merupakan (atau membeli).
4.Model Sikap Terhadap Iklan
Suatu model yang menyatakan bahwa seorang konsumen membentuk berbagai perasaan (affects) dan penilaian (cognitions) sebagai hasil dari eksposur terhadap suatu iklan, di mana sebaliknya mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan dan sikap terhadap merek.

F.   PERUBAHAN SIKAP
Perubahan Sikap
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi. Adapun strategi perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif, yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif. Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan dapat menyebabkan perubahan sikap dari penerima pesan atau konsumen. Faktor sumber, pesan, dan penerima pesan dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan perubahan sikap dan tentunya perubahan perilaku pos dan tentunya perubahan perilaku positif dari konsumen yang diharapkan oleh pemasar. Kredibilitas dari sumber pesan menjadi fokus dari komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan, yang harus diperhatikan adalah struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan. Karakteristik dari penerima pesan, yang meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki juga menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi persuasif.
Perubahan dipengaruhi oleh berbagai pengalaman pribadi dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber perorangan dan umum. Kepribadian konsumen sendiri mempengaruhi penerimaan maupun kecepatan perubahan sikap.
Strategi-Strategi Perubahan Sikap
1.Merubah fungsi motivasional dasar
2.Mengasosiasikan produk dengan suatu kelompok atau peristiwa yang dikagumi
3.Mengatasi dua sikap yang bertentangan
4.Merubah komponen-komponen dari model multiatribut
5.Merubah keyakinan tentang merek-merek pesaing
Empat Fungsi Dasar Sikap
1.Fungsi manfaat (utilitarian)
2.Fungsi pembelaan ego (defensif ego)
3.Fungsi pernyataan nilai (value-expressive)
4.Fungsi pengetahuan

G.  PERILAKU DAPAT MENDAHULUI ATAU MENGIKUTI PEMBENTUKAN SIFAT
Teori Disonansi Kognitif
Menyatakan bahwa ketidak-nyamanan (discomfort) atau disonansi terjadi pada saat seorang konsumen menghadapi pemikiran yang bertentangan tentang suatu keyakinan atau suatu obyek sikap.
Postpurchase Dissonance
Disonansi kognitif yang terjadi setelah seorang konsumen membuat suatu komitmen pembelian. Konsumen mengatasi disonansi ini melalui berbagai macam strategi yang dirancang untuk mengkonfirmasikan kearifan (wisdom) atas pilihan mereka.
Teori Atribusi
Suatu teori tentang bagaimana orang menempatkan korban atas peristiwa dan membentuk atau merubah sikap mereka sebagai suatu outcome atas penilaian perilaku mereka sendiri atau orang lain.
Elaboration Likelihood Model (ELM)
Suatu teori yang menyatakan bahwa tingkat keterlibatan seseorang selama pemrosesan pesan merupakan suatu faktor kritikal dalam menentukan rute persuasi yang bisa efektif.
Teori Kepemilikan Sifat Tertentu (Attribution Theory)
Teori ini menggambarkan pembentukan dan pengubahan sikap sebagai hasil perkembangan pemikiran orang mengenai perilaku (persepsi-diri) dan pengalaman mereka sendiri.
v  Teori Persepsi-Diri, suatu teori yang menyatakan bahwa konsumen mengembangkan sikap dengan  merefleksikan pada perilaku mereka sendiri.
v  Kepemilikan Sifat Terhadap Orang Lain
v  Kepemilikan Sifat Terhadap Barang
v  Bagaimana Kita Menguji Kepemilikan Sifat Kita

Atribusi Defensif
Suatu teori yang menyatakan bahwa konsumen kemungkinan akan menerima pujian atas hasil yang memuaskan (internal attribution) dan akan menyalahkan orang lain atau produk untuk suatu kegagalan (external attribution).









BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.
Sikap dapat terbentuk dari pengaruh pengalaman, kepribadian dan informasi dari media massa. Sikap dapat berubah dengan beberapa strategi diantaranya merubah fungsi motivasional dasar,
mengasosiasikan produk dengan suatu kelompok atau peristiwa yang dikagumi, mengatasi dua sikap yang bertentangan, merubah komponen-komponen dari model multi atribut, dan merubah keyakinan tentang merek-merek pesaing
Sikap dapat dikelompokkan kedalam empat fungsi:
1. Utilitarian function
2. Ego defensive function
3. Value expressive function
Terdapat empat kategori besar model sikap, yaitu :
1. Model Sikap Tiga Komponen
2. Model Sikap Multi Sifat
3. Teori Usaha Mengkonsumsi
4. Model Sikap Terhadap Iklan


DAFTAR PUSTAKA

Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behaviour, 9th ed. New Jersey, Pearson Prentice Hall.




MAKALAH POTENSI BISNIS DAN STRATEGIS PENGUASAANYA



MAKALAH
POTENSI BISNIS DAN STRATEGIS PENGUASAANYA

                                               
                               

Disusun oleh     :
KHOERUNNISA ( 141403010 )

EKONOMI SYARIAH SEMESTER 6


FAKULTAS EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
TAHUN AJARAN 2017


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dalam memilih sebuah bisnis yang menuju sukses, dibutuhkan analisa potensi atau biasa disebut analisa pasar. Analisa yang dilakukan adalah memgidentifikasi pasar itu sendiri. Mengidentifikasi pasar biasanya akan timbul pertanyaan “ what bussines are we in ?”. maksudnya adalah ingin mengetahui tentang kita bergerak dibidang apa .
Sebuah potensi bisnis byang dianalisa akan membuat sebuah perusahaan dapat menyegmentasi pasar akan dikuasai sehingga dapat tahu mana strategi yang cocok untuk tiap segmen. Hal ini akan menguntungkan perusahaan.
Selain analisa potensi bisnis, hal yang dibutuhkan dalam sebuah perusahaan orang-orang yang memiliki sikap kewirausahaan sehingga antara potensi bisnis yang ada bisa ditunjang oleh sumber daya manusia yang benar yang akan membuat sebuah perusahaan itu akan terus maju.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Identifikasi Potensi Bisnis
Pengusaha haruslah mengenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya dan kemudian  menguasainya. Oleh karena itu langkah awal dalam menjalankan bisnis kita harus melakukan analisa potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar. Dalam hal ini kita haruslah melakukan identifikasi terhadap pasar yang kita akan layani. Apa yang merupakan pasar atau potensi bisnis kita itu dan seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangan dikemudian hari. [1]
Bisnis dari segi ilmu ekonomi dipandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen. Sedangkan potensi adalah kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi bisnis adalah kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berinteraksi antara konsumen dan produsen.
Menjadi seorang pengusaha harus dapat mengidentifikasi potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya lalu menguasainya. Oleh karena itu kita harus memiliki langkah awal dalam menjalankan bisnis yaitu dengan melakukan analisa terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar. Ditinjau dari pengertiannya pasar merupakan sekumpulan orang dan atau organisasi yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual beli.[2]
Identifikasi pasar ini merupakan proses yang harus terus-menerus dijalankan terhadap hal-hal yang terjadi di dalam transaksi bisnis baik sebelum,selama maupun sesudah terjadinya transaksi tersebut.
Proses identifikasi pasar sebenarnya tidak saja dilakukan oleh pengusaha akan tetapi juga dilakukan oleh konsumen . dimata konsumen analisis ini merupakan upaya untuk mencari pengusaha yang menawarkan atau menjual barang atau produk yang sesuai dengan kebutuhan,keinginan serta daya beli mereka. [3]



B.     Pengertian Pasar Atau Potensi Bisnis
Dari segi ilmu ekonomi pasar di pandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen. Interaksi ini adalah sebagai cerminan dari proses analisa pasar yang dilakukan oleh kedua belah pihak tersebut diatas. Dari proses interaksi itu maka timbulah hubungan antara permintaan dan penawaran serta harga pasar yang berlaku. Dari Interaksi antara permintaan dan penawaran itu akan menentukan luas dan sempitnya pasar ( potensi pasar atau potensi bisnis ) serta harga pasar .
Menurut pandangan Ilmu Ekonomi. Pasar diidentifikasikan sebagai permintaan, yaitu jumlah produk yang dapat diserap oleh konsumen dari produk yang di tawarkan pada tingkat harga tertentu. Dalam hal ini konsumen berperan besar dalam menentukan jumlah produk atau penawaran melaui pengeluaran yang mereka lakukan terhadap produk itu. Hal ini tercemin dalam pengaruh harga terhadap jumlah penawaran serta pemintaannya.
Di lain pihak, dari sudut pandang bisnis (pemasaran), pasar adalah tidak hanya merupakan interaksi antara penawaran dengan permintaan saja tetapi merupakan orang-orang atau organisasi yang membutuhkan produk itu dan selanjutnya menyangkut siapa orang atau organisasi yang membutuhkan produk tersebut beserta bagaimana sifat-sifat mereka. Sifat-sifat tersebut kemudian dapat didorong atau distimulir unutk membeli barang/jasa yang ditawarkannya itu. Jadi bisnisman dalam hal ini lebih menitik beratkan pada potensi pasar atau potensi bisnis dari pada konsumen pada saat ini saja beserta sifat-sifat yang dimiliki oleh potensi pasar tersebut.
Dalam hal ini pasar atau potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk (Population Patern), Kemampuan Membeli (Purchesing Power) dan Pola Konsumsi (Consumtion Patern). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1.      Struktur penduduk meliputi orang-orang atau organisasi yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat dipisah-pisahkan menurut jenisnya.
2.      Kemampuan membeli  merupakan cerminan dari besarnya penghasilan yang dimiliki oleh seseorang.
3.      Pola konsumsi merupakan cerminan dari perilaku konsumen  terhadap pengeluaran yang dilakukannya. Pola konsumsi ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup (life style), sikap hidup, faktor-faktor psikologis, sosiologis maupun kebudayaan.
Analisa pasar haruslah mengidentifisir kekuatan-kekuatan khusus dari ketiga faktor tersebut di atas yang akan berlangsung pada setiap kondisi pasar. Potensi pasar ini diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :
Keterangan :
M = Potensi pasar
N = Jumlah penduduk yang memeliki kebutuhan akan prodak tertentu
U = Jumlah kebutuhan per orang
P = Harga rata – rata per unit produk[4]

Tujuan Identifikasi Pasar
Tujuan Identifikasi pasar meliputi:
  1. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayani. Dapat diidentifikasi lewat penentuan kebutuhan apa dan siapa yang akan dilayani.
  2. Menentkan dimana lokasi tempat tinggal dari orang atau organisasi yang membutuhkan produk yang dipasarkannya.
  3. Seberapa luas jumlah potensi pasar serta estimasi pasar yang dilayaninya.
  4. Menentukan sifat-sifat dan karakteristik dari pasar tersebut.
Karakteristik pasar berupa kesenangan, kebiasaan, tradisi, gaya hidup, budaya, serta tujuan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Tujuan pertama, kedua, ketiga akan menghasilkan gambaran tentang potensi serta estimasi luas pasar yang dilayaninya. Sedang tujuan keempat menggambarkan sifat-sifat pasar, pengelompokan/segmentasi pasar serta target pasar yang akan menjadi sasarannya.[5]

Penguasaan Pasar
Pasar atau Potensi Bisnis memiliki sifat yang berbeda-beda, maka dari itu pengusaha harus mengetahui tentang segmentasi pasar, Segmentasi pasar merupakan usaha untuk mengkelompok-kelompokan pasar dari pasar yang bersifat heterogen kedalam bagian pasar yang memiliki sifat homogen. Agar dalam segmentasi pasar kita dapat efektif maka ada beberapa syarat dalam melakukan segmentasi yaitu :
1.      Tingkat kesamaan yang relatif tinggi di antara sesama segmen
2.      Tingkat kelainan (daya beda) yang relative tinggi dengan segmen yang lain.
3.      Jumlahnya haruslah cukup berarti.                                    
4.      Haruslah bersifat operasional. Hal ini  berarti bahwa upaya segmentasi itu harus dapat membedakan masing-masing segmen.

Tiga Jenis Strategi
1.      Strategi satu sasaran ( single target )
Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang di pandang paling potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk di layaninya dengan marketing mixnya. setrategi ini di sebut concentrated marketing
2.      Strategi sasaran ganda (multy targets)
Disini pengusaha memiliki beberapa segmen untuk dilayaninya tetapi dengan strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut differentiated marketing.
3.       Strategi kombinasi sasaran (combine targets)
Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan beberapa segmen menjadi satu segmen yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut. Strategi ini disebut undifentiated marketing.
Strategi apa yang sebaiknya dipilih, hal ini tergantung dari duan hal yaitu:
1.   jangkauan sarana pruduksi yang dimiliki perusahaan                               
2.   tingkat kesamaan dari masing-masing segmen pasar[6]

C.    Sifat-Sifat Pasar
Tentang sifat-sifat pasar maka dapatlah kita pikirkan bahwa pasar pada hakekatnya adalah orang-orang. Kita tahu bahwa orang adalah sangat beraneka ragam sifat-sifatnya sehingga dapat dikatakan bahwa didunia ini tidak ada satupun manusia ini yang sama, sekalipun dia itu kembar. Disamping keanekaragaman tsb kita dapat mengkelompok-kelompokkan manusia menurut sifat-sifatnya atau ciri-cirinya.
Usaha untuk mengkelompokkan pasar yang heterogen itu disebut “segmentasi pasar”. Masing-masing kelompok yang homogen itu disebut segmen pasar tertentu atau sering pula disebut sel pasar (market cell).[7]
Dengan segmentasi pasar maka pengusaha akan dapat melihat sifat-sifat dan masing-masing kelompok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan segmen/sel pasar yang lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis produk tertentu. Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada pesaing-pesaingnya.
Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik atau yang disebut “ patronage motive” dari konsumennya sehingga dia akan dapat menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasar atau yang disebut “target marketing”Di samping keanekaragaman tersebut kita dapat mengkelompok-kelompokkan manusia menurut sifat-sifatnya atau ciri-cirinya yangsama yang dimiliki oleh kelompok tertentu yang berbeda dengan sifat/ciri – ciri dari kelompok manusia yang lain.
Dengan segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat melihat sifat-sifat dari masing-masing kelompok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan segmen/sel pasar yang lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis produk tertentu (misalnya dalam contoh dimuka, mobil sedan).
Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada pesaingpesaingnya. Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik atau yang disebut “patronage motive” dari konsumennya sehingga dia akan dapat menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasarnya atau yang disebut “target marketing”.[8]

D.    Segmentasi Pasar
 Untuk menentukan target marketing sebaiknya kita memilih satu segmen pasar yang cukup potensial dan kemudian kita buat analisa pasar yang lebih terperinci tentang motif, kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, pengaruh kelompok, serta pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian mereka. Agar lebih efektif, sebaiknya kita menggunakan alat tertentu untuk sasaran tertentu dan dengan alat yang lain untuk sasaran yang lain.
Kaitan antara dasar segmantasi dengan politik pemasaran dapat kita ketahui dengan dasar segmentasi geografis dan demografis, politik pemasaran yang dilakukan adalah distribusi dan promosi. Sedangkan dengan dasar segmentasi tingkah laku, gaya hidup, kebutuhan, kegunaan, pola konsumsi, kelompok social dan kebudayaan dapat digunakan politik pemasaran produk, harga, promosi dan distribusi.
Ada beberapa dimensi yang sering digunakan konsumen sebagai dasar segmentasi pasar, antara lain:
1. geografis
a. daerah : Yogya, Solo, Semarang, dlsb.
b. daerah administrasi : kota, desa, pinggiran kota, dlsb.
2. demografis
a. umur
b. jenis kelamin
c. jumlah anggota keluarga
d. siklus kehidupan keluarga
e. penghasilan
f. pekerjaan
g. pendidikan
h. agama
i. keturunan
3. gaya hidup (life style)
-modern, tradisional, kuno, profesional
4. status sosial
-pemimpin masyarakat, pendidik, golongan sosial menengah, tinggi, rendah,dlsb.
5. manfaat yang didambakan
-pelenyap sakit kepala, pemutih gigi, pencegah rusak gigi, pencegah keropos gigi,pelindung gusi,dlsb
6. pola konsumsi
-pecandu, pemborong[9]

E.   Strategi Penguasaan Pasar
Suatu aspek yang paling penting dalam melaksanakan segmengtasi pasar adalah aspek operasional, hal ini berarti bahwa kita harus menghindarkan diri dari dimensi yang tidak dapat dilaksanakan. Agar supaya operasional, pada umumnya haruslah dipergunakan segmengtasi atas dasar demografis (kependudukan) seperti umur, jenis kelamin, daerah, penghasilan keluarga dan sebagainya informasi kependudukan semacam itu sangat mudah memperoleh dan sangat berguna terutama dalam hal promosi dan distribusi. Setelah duketahui bahwa pasar yang di hadapi dapat dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian (segmen), maka pengusaha dapat memilih beberapa strategi yang mungkin dilakukan terhadap keadaan tersebut. Pada dasarnya ada  3 strategi yaitu :
1.      Strategi Satu Sasaran (Single Target)
Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang dipandang paling potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk dilayaninya dengan markering mixnya. Strategi ini di sebut Concentrated Marketing.
2.      Strategi Sasaran Ganda ( Multitarget )
Disini pengusaha memiliki 2 atau beberapa bahkan mungkin semua segmen untuk dilayaninya akan tetapi dengan cara pelayanan atau strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda pula. Jadi dalam hal ini pengusaha melakukan strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut “ Differentiated Marketing “.
3.      Strategi Kombinasi Sasaran ( Cobine Target )
Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen menjadi satu yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut. Hal ini pada umumnya dilakukan oleh pengusaha atas dasar pertimbangan ongkos, skala produksi yang ekonomis, atau karena perusahaan tidak memiliki dana  atau sasaran produksi yang cukuop untuk melyani masing-masing segmen dengan pelayanan atau strategi yang berbeda.[10] 

Sasaran Pasar
            Dengan mengenal faktor-faktor pengusaha dapat melaksanakan kegiatan yang dimiliki oleh sasaran pasar tersebut, sehingga dapat mendorong mereka membeli produknya. Faktor-faktor penentu pembelian digolongkan menjadi :
  1. Faktor pribadi
  2. Faktor kelompok
  3. Faktor lingkungan sosial
  4. Faktor budaya
            Dalam hal ini pengusaha memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan yang berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Pengusaha yang tidak atau belum membedakan pasar itu pada umumnya disebabkan oleh dua hal :
  1. Dasar orientasi masih pada orientasi produksi
  2. Pengusaha sebenarnya tahu akan adanya perbedaan pasar tersebut akan tetapi karena keterbatasan sarana yang dimilikinya maka dia belum memperlakukan pelayanan yang berbeda terhadap pasar yang berbeda.[11]


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengusaha haruslah mengenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya dan kemudian  menguasainya. Menjadi seorang pengusaha harus dapat mengidentifikasi potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya lalu menguasainya. Oleh karena itu kita harus memiliki langkah awal dalam menjalankan bisnis yaitu dengan melakukan analisa terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar.
Potensi pasar ini diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :
Keterangan:
M = Potensi pasar
N = Jumlah penduduk yang memeliki kebutuhan akan prodak tertentu
U = Jumlah kebutuhan per orang
P = Harga rata – rata per unit produk



DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Indrio Gitosudarmo,M.com.2001. Manajemen Strategis.Yogyakarta : PT. BPFE







[1] http://akakakurniawan.blogspot.co.id/2012/11/laporan-potensi-bisnis.html
[2] http://abiesambada.blogspot.co.id/2014/09/potensi-bisnis-dan-kewirausahaan.html
[3] Drs. H. Indrio Gitosudarmo,M.com. Manajemen Strategis.( Yogyakarta : PT. BPFE,2001) hal 148
[5] http://29mooneclipse-e-business.blogspot.co.id/2009/05/potensi-bisnis.html
[6] http://akakakurniawan.blogspot.co.id/2012/11/laporan-potensi-bisnis.html
[7] http://manajemenstiempkl2016.blogspot.co.id/2016/10/pengantar-bisnis-2-potensi-bisnis-dan.html
[8] http://qeyty.blogspot.co.id/2008/10/bab-iv-pontesi-bisnis-dan-kewirausahaan.html
[10] Drs. H. Indrio Gitosudarmo,M.com. Manajemen Strategis.( Yogyakarta : PT. BPFE,2001) hal 162