Kamis, 06 April 2017

MAKALAH POTENSI BISNIS DAN STRATEGIS PENGUASAANYA



MAKALAH
POTENSI BISNIS DAN STRATEGIS PENGUASAANYA

                                               
                               

Disusun oleh     :
KHOERUNNISA ( 141403010 )

EKONOMI SYARIAH SEMESTER 6


FAKULTAS EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA TEGAL
TAHUN AJARAN 2017


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Dalam memilih sebuah bisnis yang menuju sukses, dibutuhkan analisa potensi atau biasa disebut analisa pasar. Analisa yang dilakukan adalah memgidentifikasi pasar itu sendiri. Mengidentifikasi pasar biasanya akan timbul pertanyaan “ what bussines are we in ?”. maksudnya adalah ingin mengetahui tentang kita bergerak dibidang apa .
Sebuah potensi bisnis byang dianalisa akan membuat sebuah perusahaan dapat menyegmentasi pasar akan dikuasai sehingga dapat tahu mana strategi yang cocok untuk tiap segmen. Hal ini akan menguntungkan perusahaan.
Selain analisa potensi bisnis, hal yang dibutuhkan dalam sebuah perusahaan orang-orang yang memiliki sikap kewirausahaan sehingga antara potensi bisnis yang ada bisa ditunjang oleh sumber daya manusia yang benar yang akan membuat sebuah perusahaan itu akan terus maju.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Identifikasi Potensi Bisnis
Pengusaha haruslah mengenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya dan kemudian  menguasainya. Oleh karena itu langkah awal dalam menjalankan bisnis kita harus melakukan analisa potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar. Dalam hal ini kita haruslah melakukan identifikasi terhadap pasar yang kita akan layani. Apa yang merupakan pasar atau potensi bisnis kita itu dan seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangan dikemudian hari. [1]
Bisnis dari segi ilmu ekonomi dipandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen. Sedangkan potensi adalah kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi bisnis adalah kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berinteraksi antara konsumen dan produsen.
Menjadi seorang pengusaha harus dapat mengidentifikasi potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya lalu menguasainya. Oleh karena itu kita harus memiliki langkah awal dalam menjalankan bisnis yaitu dengan melakukan analisa terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar. Ditinjau dari pengertiannya pasar merupakan sekumpulan orang dan atau organisasi yang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual beli.[2]
Identifikasi pasar ini merupakan proses yang harus terus-menerus dijalankan terhadap hal-hal yang terjadi di dalam transaksi bisnis baik sebelum,selama maupun sesudah terjadinya transaksi tersebut.
Proses identifikasi pasar sebenarnya tidak saja dilakukan oleh pengusaha akan tetapi juga dilakukan oleh konsumen . dimata konsumen analisis ini merupakan upaya untuk mencari pengusaha yang menawarkan atau menjual barang atau produk yang sesuai dengan kebutuhan,keinginan serta daya beli mereka. [3]



B.     Pengertian Pasar Atau Potensi Bisnis
Dari segi ilmu ekonomi pasar di pandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen. Interaksi ini adalah sebagai cerminan dari proses analisa pasar yang dilakukan oleh kedua belah pihak tersebut diatas. Dari proses interaksi itu maka timbulah hubungan antara permintaan dan penawaran serta harga pasar yang berlaku. Dari Interaksi antara permintaan dan penawaran itu akan menentukan luas dan sempitnya pasar ( potensi pasar atau potensi bisnis ) serta harga pasar .
Menurut pandangan Ilmu Ekonomi. Pasar diidentifikasikan sebagai permintaan, yaitu jumlah produk yang dapat diserap oleh konsumen dari produk yang di tawarkan pada tingkat harga tertentu. Dalam hal ini konsumen berperan besar dalam menentukan jumlah produk atau penawaran melaui pengeluaran yang mereka lakukan terhadap produk itu. Hal ini tercemin dalam pengaruh harga terhadap jumlah penawaran serta pemintaannya.
Di lain pihak, dari sudut pandang bisnis (pemasaran), pasar adalah tidak hanya merupakan interaksi antara penawaran dengan permintaan saja tetapi merupakan orang-orang atau organisasi yang membutuhkan produk itu dan selanjutnya menyangkut siapa orang atau organisasi yang membutuhkan produk tersebut beserta bagaimana sifat-sifat mereka. Sifat-sifat tersebut kemudian dapat didorong atau distimulir unutk membeli barang/jasa yang ditawarkannya itu. Jadi bisnisman dalam hal ini lebih menitik beratkan pada potensi pasar atau potensi bisnis dari pada konsumen pada saat ini saja beserta sifat-sifat yang dimiliki oleh potensi pasar tersebut.
Dalam hal ini pasar atau potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk (Population Patern), Kemampuan Membeli (Purchesing Power) dan Pola Konsumsi (Consumtion Patern). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1.      Struktur penduduk meliputi orang-orang atau organisasi yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat dipisah-pisahkan menurut jenisnya.
2.      Kemampuan membeli  merupakan cerminan dari besarnya penghasilan yang dimiliki oleh seseorang.
3.      Pola konsumsi merupakan cerminan dari perilaku konsumen  terhadap pengeluaran yang dilakukannya. Pola konsumsi ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup (life style), sikap hidup, faktor-faktor psikologis, sosiologis maupun kebudayaan.
Analisa pasar haruslah mengidentifisir kekuatan-kekuatan khusus dari ketiga faktor tersebut di atas yang akan berlangsung pada setiap kondisi pasar. Potensi pasar ini diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :
Keterangan :
M = Potensi pasar
N = Jumlah penduduk yang memeliki kebutuhan akan prodak tertentu
U = Jumlah kebutuhan per orang
P = Harga rata – rata per unit produk[4]

Tujuan Identifikasi Pasar
Tujuan Identifikasi pasar meliputi:
  1. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayani. Dapat diidentifikasi lewat penentuan kebutuhan apa dan siapa yang akan dilayani.
  2. Menentkan dimana lokasi tempat tinggal dari orang atau organisasi yang membutuhkan produk yang dipasarkannya.
  3. Seberapa luas jumlah potensi pasar serta estimasi pasar yang dilayaninya.
  4. Menentukan sifat-sifat dan karakteristik dari pasar tersebut.
Karakteristik pasar berupa kesenangan, kebiasaan, tradisi, gaya hidup, budaya, serta tujuan dalam pemenuhan kebutuhannya.
Tujuan pertama, kedua, ketiga akan menghasilkan gambaran tentang potensi serta estimasi luas pasar yang dilayaninya. Sedang tujuan keempat menggambarkan sifat-sifat pasar, pengelompokan/segmentasi pasar serta target pasar yang akan menjadi sasarannya.[5]

Penguasaan Pasar
Pasar atau Potensi Bisnis memiliki sifat yang berbeda-beda, maka dari itu pengusaha harus mengetahui tentang segmentasi pasar, Segmentasi pasar merupakan usaha untuk mengkelompok-kelompokan pasar dari pasar yang bersifat heterogen kedalam bagian pasar yang memiliki sifat homogen. Agar dalam segmentasi pasar kita dapat efektif maka ada beberapa syarat dalam melakukan segmentasi yaitu :
1.      Tingkat kesamaan yang relatif tinggi di antara sesama segmen
2.      Tingkat kelainan (daya beda) yang relative tinggi dengan segmen yang lain.
3.      Jumlahnya haruslah cukup berarti.                                    
4.      Haruslah bersifat operasional. Hal ini  berarti bahwa upaya segmentasi itu harus dapat membedakan masing-masing segmen.

Tiga Jenis Strategi
1.      Strategi satu sasaran ( single target )
Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang di pandang paling potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk di layaninya dengan marketing mixnya. setrategi ini di sebut concentrated marketing
2.      Strategi sasaran ganda (multy targets)
Disini pengusaha memiliki beberapa segmen untuk dilayaninya tetapi dengan strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut differentiated marketing.
3.       Strategi kombinasi sasaran (combine targets)
Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan beberapa segmen menjadi satu segmen yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut. Strategi ini disebut undifentiated marketing.
Strategi apa yang sebaiknya dipilih, hal ini tergantung dari duan hal yaitu:
1.   jangkauan sarana pruduksi yang dimiliki perusahaan                               
2.   tingkat kesamaan dari masing-masing segmen pasar[6]

C.    Sifat-Sifat Pasar
Tentang sifat-sifat pasar maka dapatlah kita pikirkan bahwa pasar pada hakekatnya adalah orang-orang. Kita tahu bahwa orang adalah sangat beraneka ragam sifat-sifatnya sehingga dapat dikatakan bahwa didunia ini tidak ada satupun manusia ini yang sama, sekalipun dia itu kembar. Disamping keanekaragaman tsb kita dapat mengkelompok-kelompokkan manusia menurut sifat-sifatnya atau ciri-cirinya.
Usaha untuk mengkelompokkan pasar yang heterogen itu disebut “segmentasi pasar”. Masing-masing kelompok yang homogen itu disebut segmen pasar tertentu atau sering pula disebut sel pasar (market cell).[7]
Dengan segmentasi pasar maka pengusaha akan dapat melihat sifat-sifat dan masing-masing kelompok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan segmen/sel pasar yang lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis produk tertentu. Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada pesaing-pesaingnya.
Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik atau yang disebut “ patronage motive” dari konsumennya sehingga dia akan dapat menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasar atau yang disebut “target marketing”Di samping keanekaragaman tersebut kita dapat mengkelompok-kelompokkan manusia menurut sifat-sifatnya atau ciri-cirinya yangsama yang dimiliki oleh kelompok tertentu yang berbeda dengan sifat/ciri – ciri dari kelompok manusia yang lain.
Dengan segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat melihat sifat-sifat dari masing-masing kelompok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan segmen/sel pasar yang lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis produk tertentu (misalnya dalam contoh dimuka, mobil sedan).
Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar tertentu saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari pada pesaingpesaingnya. Dengan demikian maka dia akan memperoleh citra/nama baik atau yang disebut “patronage motive” dari konsumennya sehingga dia akan dapat menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive advantage). Pengusaha macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target pasarnya atau yang disebut “target marketing”.[8]

D.    Segmentasi Pasar
 Untuk menentukan target marketing sebaiknya kita memilih satu segmen pasar yang cukup potensial dan kemudian kita buat analisa pasar yang lebih terperinci tentang motif, kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, pengaruh kelompok, serta pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian mereka. Agar lebih efektif, sebaiknya kita menggunakan alat tertentu untuk sasaran tertentu dan dengan alat yang lain untuk sasaran yang lain.
Kaitan antara dasar segmantasi dengan politik pemasaran dapat kita ketahui dengan dasar segmentasi geografis dan demografis, politik pemasaran yang dilakukan adalah distribusi dan promosi. Sedangkan dengan dasar segmentasi tingkah laku, gaya hidup, kebutuhan, kegunaan, pola konsumsi, kelompok social dan kebudayaan dapat digunakan politik pemasaran produk, harga, promosi dan distribusi.
Ada beberapa dimensi yang sering digunakan konsumen sebagai dasar segmentasi pasar, antara lain:
1. geografis
a. daerah : Yogya, Solo, Semarang, dlsb.
b. daerah administrasi : kota, desa, pinggiran kota, dlsb.
2. demografis
a. umur
b. jenis kelamin
c. jumlah anggota keluarga
d. siklus kehidupan keluarga
e. penghasilan
f. pekerjaan
g. pendidikan
h. agama
i. keturunan
3. gaya hidup (life style)
-modern, tradisional, kuno, profesional
4. status sosial
-pemimpin masyarakat, pendidik, golongan sosial menengah, tinggi, rendah,dlsb.
5. manfaat yang didambakan
-pelenyap sakit kepala, pemutih gigi, pencegah rusak gigi, pencegah keropos gigi,pelindung gusi,dlsb
6. pola konsumsi
-pecandu, pemborong[9]

E.   Strategi Penguasaan Pasar
Suatu aspek yang paling penting dalam melaksanakan segmengtasi pasar adalah aspek operasional, hal ini berarti bahwa kita harus menghindarkan diri dari dimensi yang tidak dapat dilaksanakan. Agar supaya operasional, pada umumnya haruslah dipergunakan segmengtasi atas dasar demografis (kependudukan) seperti umur, jenis kelamin, daerah, penghasilan keluarga dan sebagainya informasi kependudukan semacam itu sangat mudah memperoleh dan sangat berguna terutama dalam hal promosi dan distribusi. Setelah duketahui bahwa pasar yang di hadapi dapat dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian (segmen), maka pengusaha dapat memilih beberapa strategi yang mungkin dilakukan terhadap keadaan tersebut. Pada dasarnya ada  3 strategi yaitu :
1.      Strategi Satu Sasaran (Single Target)
Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang dipandang paling potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk dilayaninya dengan markering mixnya. Strategi ini di sebut Concentrated Marketing.
2.      Strategi Sasaran Ganda ( Multitarget )
Disini pengusaha memiliki 2 atau beberapa bahkan mungkin semua segmen untuk dilayaninya akan tetapi dengan cara pelayanan atau strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda pula. Jadi dalam hal ini pengusaha melakukan strategi yang berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut “ Differentiated Marketing “.
3.      Strategi Kombinasi Sasaran ( Cobine Target )
Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen menjadi satu yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi untuk segmen pasar yang luas tersebut. Hal ini pada umumnya dilakukan oleh pengusaha atas dasar pertimbangan ongkos, skala produksi yang ekonomis, atau karena perusahaan tidak memiliki dana  atau sasaran produksi yang cukuop untuk melyani masing-masing segmen dengan pelayanan atau strategi yang berbeda.[10] 

Sasaran Pasar
            Dengan mengenal faktor-faktor pengusaha dapat melaksanakan kegiatan yang dimiliki oleh sasaran pasar tersebut, sehingga dapat mendorong mereka membeli produknya. Faktor-faktor penentu pembelian digolongkan menjadi :
  1. Faktor pribadi
  2. Faktor kelompok
  3. Faktor lingkungan sosial
  4. Faktor budaya
            Dalam hal ini pengusaha memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan yang berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Pengusaha yang tidak atau belum membedakan pasar itu pada umumnya disebabkan oleh dua hal :
  1. Dasar orientasi masih pada orientasi produksi
  2. Pengusaha sebenarnya tahu akan adanya perbedaan pasar tersebut akan tetapi karena keterbatasan sarana yang dimilikinya maka dia belum memperlakukan pelayanan yang berbeda terhadap pasar yang berbeda.[11]


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengusaha haruslah mengenal potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya dan kemudian  menguasainya. Menjadi seorang pengusaha harus dapat mengidentifikasi potensi bisnisnya dengan baik agar dapat memenuhi dan melayaninya lalu menguasainya. Oleh karena itu kita harus memiliki langkah awal dalam menjalankan bisnis yaitu dengan melakukan analisa terhadap potensi bisnis yang sering juga disebut analisa pasar.
Potensi pasar ini diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut :
Keterangan:
M = Potensi pasar
N = Jumlah penduduk yang memeliki kebutuhan akan prodak tertentu
U = Jumlah kebutuhan per orang
P = Harga rata – rata per unit produk



DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Indrio Gitosudarmo,M.com.2001. Manajemen Strategis.Yogyakarta : PT. BPFE







[1] http://akakakurniawan.blogspot.co.id/2012/11/laporan-potensi-bisnis.html
[2] http://abiesambada.blogspot.co.id/2014/09/potensi-bisnis-dan-kewirausahaan.html
[3] Drs. H. Indrio Gitosudarmo,M.com. Manajemen Strategis.( Yogyakarta : PT. BPFE,2001) hal 148
[5] http://29mooneclipse-e-business.blogspot.co.id/2009/05/potensi-bisnis.html
[6] http://akakakurniawan.blogspot.co.id/2012/11/laporan-potensi-bisnis.html
[7] http://manajemenstiempkl2016.blogspot.co.id/2016/10/pengantar-bisnis-2-potensi-bisnis-dan.html
[8] http://qeyty.blogspot.co.id/2008/10/bab-iv-pontesi-bisnis-dan-kewirausahaan.html
[10] Drs. H. Indrio Gitosudarmo,M.com. Manajemen Strategis.( Yogyakarta : PT. BPFE,2001) hal 162

Tidak ada komentar: