Kamis, 06 April 2017

MAKALAH MOTIVASI DAN PERSEPSI


MAKALAH
MOTIVASI DAN PERSEPSI






Disusun Guna Memenuhi Tugas
PERILAKU KONSUMAN
Dosen Pengampu :
Ahmad Faqihudin, S.Sos., MM.
Disusun Oleh  :
1.      ALAIKA AL CHASBY            (NIM : 141403003)
2.      DIKA TRI KUSUMA. A          (NIM : 141403007)
3.      M.FATHUDIN                           (NIM : 141403014)
4.      SINTASARI                               ( NIM :141403018)
EKONOMI BISNIS SYARI’AH
SEMESTER VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
TEGAL
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................        i          
DAFTAR ISI..........................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................        1
1.1  LATAR BELAKANG...............................................................        1
1.2  RUMUSAN MASALAH...........................................................        1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................        2
2.1  MOTIVASI.................................................................................       2
2.2  PERSEPSI..................................................................................        8
BAB III PENUTUP...............................................................................        14
3.1  KESIMPULAN..........................................................................        14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................        15





















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.
Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Sedangkan motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke  arah tujuan tertentu.
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelegensi, kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.
1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian motivasi ?
2.      Apa pengertian persepsi ?







BAB II
PEMBAHASAN
2.1  MOTIVASI
A.    Pengertian Motivasi
Merupakan dorongan, dari bahasa Latin “Movere” yang berarti mendorong atau menggerakan, sehingga seseorang berprilaku, beraktivitas dalam pencapaian tujuan. Motivasi bersifat alami dan sebagai kebutuhan menurut Maslow sesuai dengan teorinya tentang kebutuhan manusia ini akan sangat mempengaruhi dorongan atau motivasi seseorang, misalnya: “Seseorang sarapan pagi, berarti individu tersebut berperilaku dalam memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan biologis : pangan, sandang, papan, relasi seksualitas, ini otomatis dalam dirinya muncul motivasi atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar.” Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak, itulah motivasi. Oleh karena itu motivasi sering disebut penggerak perilaku atau “the energizer of behaviour”. Motivasi adalah penentu atau determinan perilaku, suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya prilaku.
Menurut para tokoh :
1)      Menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu dengan respon dan juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
2)      Menurut Herlina, adalah kekuatan, tanaga, keadaan yang komplek, kesiapsediaan dalam diri individu dalam bergerak (motion) ke arah tujuan tertentu, baik disadari atau pun tidak disadari.
Ada tiga aspek dalam motivasi, yaitu :
1)      Keadaan yang mendorong, yang ada dalam organisme, yang muncul karena adanya kebutuhan tubuh, stimulus lingkungan, atau kejadian mental seperti berpikir dan ingatan
2)      Tingkah laku, yang dibangkitkan dan diarahkan oleh keadaan tadi.
3)      Tujuan yang menjadi arah dari tingkah laku. Jadi motif membangkitkan tingkah laku dan mengarahkannya pada tujuan yang sesuai. Selain itu, motivasi merupakan kompleksitas proses fisik fisiologi yang bersifat energetik (dilandasai dengan adanya energi), keterangsangan (disulut oleh stimulus), dan keterarahan (tertuju pada sasaran).
B.     Ciri-ciri motivasi dalam perilaku :
1)      Pergerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja tetapi merangsang berbagai kecenderungan berperilaku yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda
2)      Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat atau sebaliknya
3)      Motivasi mengarahkan perilaku kepada tujuan tertentu
4)      Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali
5)      Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak
C.    Bentuk-Bentuk Motivasi
1)      Motivasi Instrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri sendiri “Agus ingin   lulus dari D3 Keperawatan, maka muncul dorongan dari dalam dirinya untuk belajar dua kali lebih giat daripada waktu masih di SMU.” takut dimarahin orang lain, takut kehilangan sayang dari kekasih, dll
2)      Motivasi Ekstrinsik atau motivasi yang datang dari luar individu “Karena melihat kedua orang tua banting tulang mencari uang untuk membiayai sekolahnya, maka muncul motivasi untuk giat belajar dan lebih cepat selesai pendidikan.”
3)      Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak cepat sekali pada prilaku seseorang. “Dalam kondisi terdesak menghadapi bahaya besar Usman harus menyelamatkan diri, maka ia mampu melompati pagar setinggi satu meter lebih dengan baik dan selamat.” Padahal sebelumnya Usman belum pernah dan tidak bisa melompati pagar yang tingginya satu meter lebih karena ia bukan seorang atlit.
4)      Motivasi yang berhubungan dengan ideology politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu memang mahluk sosial. “Motivasi untuk bergabung dengan kelompok sukarelawan yang ada, dengan adanya kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa, ingin membantu meringankan beban orang lain.”
D.    Proses Motivasi
1)      Tahap pertama, keadaan yang mendorong, yang biasa disebut drive. Istilah drive sering digunakan saat keadaan motif memiliki dasar biologis atau fisiologis. Drive dipandang sebagai pendorong seseorang untuk bertindak. Drive dapat muncul bila organisme kekurangan sesuatu atau memiliki kebutuhan. Drive juga bisa muncul bila ada stimulus dari lingkungan.
2)      Tahap kedua, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh karena adanya Drive. Sebagai contoh rasa lapar mendorong manusia untuk mencari makanan. Cepat atau lambat, bila tingkah laku itu berhasil, maka kebutuhan maupun drive akan berkurang. Dengan perkataan lain, tingkah laku pencarian makanan oleh manusia, merupakan alat untuk mendapatkan makanan dan mengurangi dorongan lapar.
3)      Tahap ketiga, tingkah laku manusia diarahkan pada tahap ketiga dari siklus  motifasional, yaitu mencapai tujuan. Contoh siklus motivasi ini adalah pada rasa haus. Kekurangan air pada tubuh menimbulkan kebutuhan dan dorongan (tahap I), memunculkan tingkah laku mencari air minum (tahap II), yang merupakan tujuan (tahap III). Minum meredakan kebutuhan air dalam tubuh sehingga rasa haus terpuaskan, dan siklus motifasional berhenti. Tetapi dengan segera kebutuhan akan air timbul kembali, maka manusia akan memulai kembali siklus motifasionalnya.
E.     Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
1)      Fisik dan proses mental
2)      Usia
3)      Kematangan
4)      Lingkungan
5)      Hereditas
6)      Fasilitas: sarana & prasarana ‘
7)      Audio Visual Aid (AVA/Media)
8)      Instrinsik seseorang
9)      Program aktivitas
Ø  Motivasi & Konflik            
Dorongan-dorongan atau kebutuhan-kebutuhan tidak muncul satu per satu, seringkali dua kebutuhan atau lebih muncul berbarengan atau pada saat yang sama, inilah yang disebut “konflik.” Kurt Lewin (1890-1947) seorang Psikolog membedakan tiga macam konflik:
1)      Approach-Approach Conflict : konflik  (+)/(+) Dua kebutuhan atau lebih yang muncul bersamaan tapi kedua-duanya mempunyai nilai positif bagi individu
2)      Approach-Avoidance Conflict : konflik  (+)/(-) Apabila satu kebutuhan yang muncul mempunyai nilai positif dan negative sekaligus bagi individu
3)      Avoidance-Avoidance Conflict : konflik (-)/(-) Kedua kebutuhan atau lebih yang muncul bersamaan semuanya mempunyai nilai negative bagi individu. Disamping itu juga dengan sering terjadi berbagai konflik yang muncul lebih dari dua kebutuhan yang mempunyai nilai-nilai positif dan negative sekaligus bagi individu, yaitu “Multiple avoidance-avoidance conflict.”
Ø  Motivasi & Frustrasi
Apabila muncul suatu kebutuhan atau dorongan untuk bertindak, tetapi karena sesuatu hal, maka kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau dorongan untuk bertindak terhambat, menimbulkan situasi yang disebut “frustrasi.” Frustrasi berarti suatu kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau pemenuhan suatu kebutuhan yang tertunda. Secara teknis keadaan yang pertama disebut frustrasi dan keadaan kedua disebut “privasi.”
Ø  Faktor-Faktor Penyebab Frustrasi
1)      Hambatan fisik individu, berarti karena untuk memenuhi kebutuhan itu fisik individu terlalu lemah atau karena hal-hal lain, misalnya cacat: keadaan fisik tidak mendukung prilaku individu.
2)      Hambatan fisik di luar individu, misalnya ada larangan tertentu atau hal-hal yang sederhana seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh seseorang, dll.
3)      Hilangnya rangsang yang memperkuat timbulnya kebutuhan.
4)      Dilakukan tindakan yang kurang tepat sehingga kebutuhan tidak terpenuhi.
Ø  Motivasi dan Emosi
Emosi mempunyai kaitan yang amat erat dengan motivasi, karena emosi merupakan pendorong terjadinya prilaku. Hilgard, dkk menganggap bahwa motivasi adalah pendorong perilaku yang determinan-determinanya berasal dari dalam diri individu atau rangsang-rangsang internal, sedangkan determinan-determinan emosi berasal dari luar individu atau rangsang-rangsang eksternal. Pandangan ini tidak memuaskan karena kelaparanpun dapat merangsang timbulnya emosi, dorongan seksual yang bersifat internal ternyata sarat dengan unsur-unsur emosional
Ø  Motivasi-Belajar-Minat
Kaitanya dengan belajar dan minat, para ahli psikologi membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik, dimana motivasi instrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar diri individu.
F.     Gangguan Motivasi
1)      Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam dikelas. Kadang anak ini berlarian, meloncat, bahkan berteriak-triak. Anak ini sulit dikontrol untuk melaukan aktifitas secara teratur dan tertib, serta suka menganggu teman sekelasnya.

2)      Distractibility child
Tipe anak ini cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan perhatiannya keberbagai objek lain dikelas, mudah dipengaruhi, dan sulit memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas.
3)      Poor self concept
Ciri anak ini pendiam, sangat perasa atau sensitif, mudah tersinggung, sikapnya pasif dan cenderung tidak berani bertanya karena merasa diri tidak mampu dan kurang bergaul.
4)      Impulsive
Ciri anak ini cepat bereaksi. Anak jenis ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan pertanyaan guru, jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukan diri sebagai anak yang pandai, namun jawaban atau reaksinya mencerminkan ketidakmampuanya, jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
5)      Distractive behavior
Anak ini tipe perusak, sikapnya agresif kearah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini termasuk anak yang bermasalah (trouble maker) sikap mudah tersinggung dengan tempramen yang tinggi dan suka merusak.
6)      Dependency
Ciri anak ini tidak dapat tinggal dikelas tanpa ditemani oleh ibunya, ketergantungan ini dapat disebabkan oleh sikap ibu yang sangat melindungi anak sehingga saat di sekolahpun harus ditemani oleh ibu.
7)      Withdrawl
Ciri anak ini adalah pemalu dan menganggap dirinya bodoh, sehingga malu pergi kesekolah. Harga diri rendah yang disebabkan karena latar belakang sosial ekonomi orang tua yang rendah.
8)      Underachiever
Anak ini tidaklah termasuk anak “bodoh”atau “tolol”. Meskipun semangat belajarnya sangat rendah, sering melipakan PR dan hasil ulangannya selalu rendah. Anak ini potensi intelektualnya diatas rata-rata. Guru diharapkan memberi perhatian yang serius kepada anak yang berprestasi dibawah kemampuan ini.

9)      Overrachiever
Anak ini memiliki motivasi belajar yang tinggi, cepat merespon dan sering tidak menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak bisa menerima kegagalan dirinya.
10)  Slow learner
Anak ini acapkali malas, kalau ditanya biasanya membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya, sering lupa mengerjakan tugasnya, kalaupun dikerjakan biasanya tidak tuntas dan cara berfikirnya lamban.
11)  Social interception
Sikap anak ini seperti “cuek” ia kurang peka terhadap lingkungannya, sulit membaca ekspresi guru dan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ini sering dikucilkan oleh teman-teman sekitarnya.
G.    Coping Behaviour Gangguan Motivasi
1)      Motivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan. Contoh : seorang komandan akan memberikan hukuman pada anak buahnya apabila tidak disiplin.
2)      Motivasi dengan bujukan (motivacing by enticement), yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai harapan yang dimotivasi. Contoh : mahasiswa berprestasi akan mendapat hadiah berupa bebas membayar SPP selama 2 semester.
3)      Motivasi dengan identifikasi (motivating by identification or ego-involvement), yaitu cara memotivasi  dengan menambahkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencapai tujuan. Contoh: seorang mahasiswa belajar giat karena termotivasi bila belajar dengan baik hingga berprestasi, yang akan memetik hasilnya adalah diri sendiri.
2.2  PERSEPSI
A.    Pengertian Persepsi
            Secara etimologis persepsi berasal dari bahasa latin preceptio ; dari preceptio, yang artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan segala kejadian-kejadiannya (Meider, 1958).
Menurut para tokoh :
1)      Menurut Matlin (1998), persepsi adalah proses aplikasi pengetahuan sebelumnya untuk memperoleh/mengumpulkan dan menginterpretasikan stimulus yang ditangkap panca indera (sensory register).
2)      Menurut Davidoff (1981), persepsi adalah stimulus yang diterima indera oleh individu di organisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti apa yang diindera.
B.     Jenis-Jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :
1)      Persepsi Visual : Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2)      Persepsi Auditori : Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3)      Persepsi Perabaan : Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4)      Persepsi Penciuman : Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
5)      Persepsi Pengecapan : Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

C.    Bentuk-Bentuk Persepsi
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1)      Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2)      Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan, intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
D.    Proses Persepsi
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa tahap-tahap persepsi antara lain:
1)      Tahap pertama
Merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2)      Tahap kedua
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris
3)      Tahap ketiga
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
4)      Tahap keempat
Merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.



E.     Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut David Krech dan Ricard Crutfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:55) membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi 2 yaitu:
1)      Faktor Fungsional
Faktor Fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang kita sebut sebagai faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.
2)      Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syarat yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
F.     Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi (dispersepsi) adalah kesalahan atau gangguan persepsi. Menurut Maramis (1999), terdapat 7 macam gangguan persepsi, yaitu:
1)      Halusinasi atau maya
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindera seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin organik, fungsional psikotik ataupun histerik. Secara singkat halusinasi adalah persepsi atau pengamatan palsu.
2)      Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi) yang sebenarnya sunguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindera. Secara singkat ilusi adalah persepsi atau pengamatan yang menyimpang. Contoh : bayangan daun pisang dilihatnya seperti seorang pejahat, bunyi angin terdengar seperti ada orang yang memanggil namanya, suara binatang disemak-semak terdengar seperti ada tangisan bayi.
3)      Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang aneh tentang dirinya sudah tidak seperti biasa lagi, tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis seseorang. Contoh : perasaan bahwa dirinya seperti sudah di luar badannya, perasaan bahwa kaki kanannya bukan miliknya lagi.

4)      Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut kenyataan sebenarnya. Contoh: segala sesuatu dirasakan seperti mimpi.
5)      Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Somatosensorik adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik menggambarkan adanya suatu konflik emosional. Contoh : anestesia yaitu kehilangan sebagian  atau seluruh kepekaan indera peraba pada kulit, perestesia yaitu perubahan pada indera peraba (seperti ditusuk-tusuk jarum), gangguan penglihatan atau pendengaran, makropsia, dan mikropsia.
6)      Gangguan psikofisiologik
Gangguan psikofisiologik adalah gangguan pada tubuh yang disyarafi oleh susunan syaraf yang berhubungan dengan kehidupan dan disebabkan oleh gangguan emosi. Contoh:
·         Kulit : radang kulit, biduran, gatal-gatal, dan banyak cairan pada kulit.
·         Otot dan tulang : otot tegang sampai kaku dikepala dan punggung.
·         Alat pernafasan: sindrom hiperventilasi (nafas berlebihan).
·         Jantung dan pembuluh darah : debaran jantung yang cepat, dan tekanan darah meningkat.
·         Alat pencernaan : lambung perih, mual, muntah, kembung, dll.
7)      Agnosia
Agnosia adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi, baik sebagian maupun total sebagai akibat kerusakan otak.
G.    Coping Behavior Gangguan Persepsi
Tingkah laku coping yang berhasil  maka terjadi penyesuaian antara diri individu dengan lingkungannya (adaptasi). Otto Soemarwoto (1987), mengungkapkan bahwa adaptasi itu ada tiga macam, yaitu:
1)      Adaptasi Fisiologi, adalah proses adaptasi melalui faal. Contohnya : orang yang hidup di lingkungan yang tercemar dalam tubuhnya berkembang kekebalan terhadap infeksi.
2)      Adaptasi Morfologi, yaitu terjadi perubahan bentuk fisik pada dirinya. Contohnya : orang eskimo  yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk tubuh yang pendek dan kekar.
3)      Adaptasi kultural / adjusment, yaitu adaptasi yang terjadi dengan melakukan perubahan pada lingkungan tempat hidup agar tercapai keseimbangan dengan dirinya. Contohnya : penggunaan alat pendingin ruangan.




























BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu.
Ø  Ciri-ciri motivasi dalam prilaku :
1)      Pergerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja tetapi merangsang berbagai kecenderungan berperilaku yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda
2)      Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat atau sebaliknya
3)      Motivasi mengarahkan perilaku kepada tujuan tertentu
4)      Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali
5)      Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).











DAFTAR PUSTAKA

Ibadina, Azkia. Motivasi Psikologi 2014.        http//tugasku4free.blogspot.com/2014/12/psikologi-motivasi.html
Khadiyanto, Parfi. 2009. Pemahaman tentang Persepsi. http://parfikh .blogspot.com/2009/02/pemahaman-tentang-persepsi.html
Korneliz. 2009. Masalah Motivasi dalam Psikologi. http://psikologimotivasi.blogspot.com/200905/masalah-motivasi-dalam-ilmu-psikologi.html
Medical Stuff. 2013. Gangguan Persepsi. http://xianide.blogspot.com /2013/03/gangguan-persepsi_5.html
Tedjo. 2012. Persepsi dan Motivasi. https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-dan-persepsi.html
West sinjai. 2009. Masalah motivasi dalam ilmu psikologi. http://psikologimotivasi.blogspot.com/2009/05/masalah-motivasi-dalam-ilmu-psikologi.html
https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-dan-persepsi/


Tidak ada komentar: