MAKALAH
ALAM SEMESTA
SEBAGAI SISTEM
Disusun Oleh :
1. Ardinata ( 141403005 )
2. Devi Meilani ( 141403006 )
3. Nadiya Nuramaliya ( 141403015 )
Dosen Pengampu :
Sarja, S.Sos.I.,MM
PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH
SEMESTER VI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
(STAIBN) TEGAL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tata Surya dan galaksinya merupakan bagian dari
pembahasan Ilmu Alamiah Dasar. Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang
terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat
oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit
alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit lainnya.
Bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang?
Bagaimana awal mula terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata
Surya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul dan akan dicoba dijawab dengan
makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis membuat makalah
yang berjudul “Tata Surya dan Galaksi” dengan harapan dapat membantu para
pembaca.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
terbentuknya alam semesta?
2.
Apa saja
susunan tata surya?
3.
Bagian-bagian
apa saja dalam tata surya?
4.
Apa saja
benda-benda lain dalam tata surya?
5.
Bagaimana
asal-usul tata surya?
6.
Apa penjelasan
tentang bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALAM SEMESTA
Pengertian alam semesta
mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.
Para ahli astronomi
menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya
Teori Terbentuknya Alam Semesta :
1.
Teori Keadaaan Tetap (Steady-state
theory)
Teori
ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta
dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di
alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak
menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan diketahui kecepatan
radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara
galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan
bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut
bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra yang menuju merah,
yang hal ini sering dikenal dengan pergeseran merah.Dari hasil penemuan ini
menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis
(kontraksi).Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai
adanya pengembangan.
2.
Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)
Teori
ini dikembangkan oleh George
Lemaitre.Teori ini menyatakan pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval
atom” yang berisi semua materi dalam keadaan yang sangat padat.Suatu ketika
atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar keruang alam semesta.
Berdasarkan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai masa jenis
yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat.
Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan.
Sejak itulah dimulai ekspansi yang berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus
berlangsung jutaan tahun lagi.
Pada suatu saat nanti ekspansi tersebut akan berakhir.
B. SUSUNAN TATA SURYA
Tata surya adalah kumpulan benda langit
yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang
mengelilinginya. Objek-objek tersebut terdiri atas delapan buah planet yang
sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil (katai), 173
satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor,
asteroid, komet) lainnya.
Berdasarkan
jaraknya, kedelapan planet tata surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus
(108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km),
Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km).
sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai
planet kerdil. Orbit planet-planet
kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil
tersebut adalah Ceres (415 juta km di sabuk asteroid; dahulu diklasifikasikan
sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km;
dahulu diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta
km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari
kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami, yang disebut Bulan.
Setiap planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri atas debu
dan partikel lain.
Wikipedia menjelaskan bahwa tata surya
terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk
asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah sabuk Kuiper
dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang
berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
C. BAGIAN-BAGIAN TATA SURYA
Secara informal, tata surya dapat
dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
1)
Tata surya bagian dalam mencakup empat
planet (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) dan sabuk asteroid utama;
2)
Tata surya bagian daerah yang lebih jauh;
3)
Tata surya bagian luar, terdapat empat
gas planet raksasa. Sejak sabuk Kuiper ditemukan, bagian ini dianggap sebagai
wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua objek yang melampaui Neptunus.
1.
Daerah Tata Surya Bagian Dalam
Tata surya bagian dalam adalah nama
umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid, terutama terbuat dari silikat
dan logam. Empat planet bagian dalam atau planet kebumian memiliki komposisi batuan yang padat, hamper tidak mempunyai bulan, dan tidak
mempunyai system cincin. Komposisi planet-planet ini terutama dalah mineral
bertitik lebih tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, serta
logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga planet, yaitu Venus,
Bumi, dan Mars memiliki atmosfer. Semuanya memiliki kawah meteor dan
sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet
yang letaknya di antara Matahari dan Bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.
a.
Matahari
Matahari merupakan bintang induk
tata surya dan komponen utama system tata surya ini. Bintang ini berukuran
332.830 massa bumi. Massa yang besar menyebabkan kepadatan inti yang cukup
besar untuk mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah
energi dahsyat. Kebanyakan
energi dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik,
termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan dalam
bintang kerdil kuning (tipe GV) yang berukuran sedang. Akan tetapi, kategori
tersebut dapat menyebabkan kesalahpahaman karena dibandingkan dengan
bintang-bintang yang terdapat di dalam galaksi bima sakti, Matahari termasuk
cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram
Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai
luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang
yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini
dikatakan terletak pada deret utama, dan matahari terletak persis di tengah
deret ini. Bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari matahari
adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah
umum.
Matahari secara berkesinambungan
memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin matahari. Semburan partikel ini
menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam,
menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah tata surya, paling tidak
sejauh 100 SA, yang disebut medium
antarplanet.
Heliosfer berperan melindungi tata
surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar tata surya. Medan magnet
planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik
pada medium antar bintang dan kekuatan medan magnet matahari mengalami
perubahan pada skala waktu yang sangat panjang sehingga derajat radiasi kosmis
di dalam tata surya menjadi bervariasi, meskipun tidak diketahui besarnya.
b.
Merkurius
Merkurius (0,4 SA) adalah planet
terdekat dari matahri dan terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki
satelit alami dan ciri geologisnya yang diketahui adalah kawah meteorid (lobed ridges atau rupes), yang kemungkinan terjadi karena pengerutan pada periode
awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa dliabaikan terdiri atas atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin
matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum dapat
diterangkan. Menurut dugaan hipotesis, lapisan luar planet Merkurius terlepas
setelah terjadi tabrakan raksasa dan perkembangan (“akresi”) penuhnya terhambat
oleh energi awal matahari.
c.
Venus
Venus
(0,7 SA) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Seperti bumi, planet ini
memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, beratmosfer tebal,
serta memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi, planet ini lebih kering
dan atmosfernya sembilan kali lebih padat daripada bumi. Venus tidak memiliki
satelit dan merupakan planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 4000C.
d.
Bumi
Bumi
adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya planet yang
diketahui memiliki aktivitas geologi dan memiliki makhluk
hidup. Hidrosfernya yang cair menjadi kekhasan di antara planet-planet
kebumian. Bumi juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi memiliki
lempeng tektonik. Atmosfer bumi amat berbeda dibandingkan planet lainnya akibat
pengaruh makhluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satelit,
yaitu bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian tata surya.
e.
Mars
Mars
(1,5 SA) berukuran lebih kecil daripada bumi dan venus (0,107 massa bumi).
Planet ini memiliki atmosfer tipis dengan kandungan utama
karbondioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa, seperti
Olympus Mons dan lembah retakan, seperti Valles marineris, menunjukkan
aktivitas geologis yang terus terjadi sampai saat ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua
satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang
terjebak gravitasi Mars.
f.
Asteroid
Asteroid
secara umum adalah objek tata surya yang terdiri atas batuan dan mineral logam
beku. Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis.
Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan
sebagai benda kecil tata surya. Beberapa asteroid, seperti Vesta dan Hygeia, mungkin diklasifikasikan sebagai
planet kerdil jika terbukti telah mencapai equilibrium hidrostatik.
Antara
Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, kumpulan batuan metal, dan mineral. Kebanyakan
asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer, dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid utama terletak di
antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari,
diduga merupakan sisa dari bahan formasi tata surya yang gagal menggumpal
karena pengaruh gravitasi Yupiter. Sabuk asteroid terdiri atas beribu, bahkan
jutaan objek yang berdiameter satu km. Meskipun demikian, massa total dari
sabuk utama tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi. Sabuk utama tidaklah
rapat. Kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami
kecelakaan. Asteroid yang berdiameter antara 10 dan 10-4 m disebut meteorid.
2.
Daerah Tata Surya Bagian yang Lebih Jauh
a.
Yupiter
Yupiter
(5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan
seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber
panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semipermanen pada
atmosfernya, misalnya pita-pita awan dan
bintik merah raksasa. Yuoiter memilki 63
satelit. Empat yang terbesar, yaitu Ganymede, Callisto, lo, dan Europa menampakkan kemiripan dengan
planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang
merupakan satelit terbesar di tata surya, berukuran lebih besar daripada
Merkurius.
b.
Saturnus
Saturnus
(9,5 SA), yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan
dengan Yupiter, antara lain komposisi atmosfernya. Meskipun saturnus hanya
sebesar 60% volume Yupiter, berat planet ini kurang dari sepertiga Yupiter atau
95 kali massa bumi, sehingga menjadi planet yang paling tidak padat di tata
surya. Sejauh ini, Saturnus memiliki 60 satelit (dan tiga yang belum
dipastikan). Dua diantaranya, yaitu Titan
dan Enceladus.
c.
Uranus
Uranus
(19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di
antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus
mengedari matahari dengan berukuran poros 90% pada ekliptika. Uranus memiliki
27 satelit yang diketahui, dan satelit terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.
d.
Neptunus
Neptunus
(30 SA) bermasa sedikit lebih kecil daripada Uranus, tetapi memiliki 17 kali
massa bumi sehingga lebih padat. Neptunus memancarkan panas
dari dalam, tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Sartunus. Neptunus mempunyai 13
satelit yang diketahui. Satelit yang terbesar adalah Triton, yang geologinya aktif dan memiliki geyser nitrogen cair.
e.
Komet
Komet
adalah badan tata surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan
terbuat dari es volatil. Komet memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum
perihelionnya terletak di planet – planet bagian dalam dan
letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki tata surya
bagian dalam, kedekatan jaraknya dari matahari menyebabkan permukaan esnya
bersublimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas, dan debu
panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.
f.
Centaur
Centaur
adalah benda-benda es mirip komet yang poros semimayornya lebih besar daripada
Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil daripada Neptunus (30 SA). Centaur terbesar
yang diketahui adalah 10199 Chariklo yang berdiameter 250 km. Centaur temuan
pertama, yaitu 2060 Chiron, diklasifikasikan sebagai komet (95P) karena
memiliki koma sama seperti komet jika mendekati matahari.
3.
Daerah Trans-Neptunus.
Daerah
trans-Neptunus terdiri atas Sabuk Kuiper
dan Piringan Tersebar.
a.
Sabuk Kuiper
Sebuah cincin raksasa yang mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya adalah es.
Sabuk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri atas benda kecil tata
surya.
Objek yang
termasuk sabuk Kuiper antara lain sebagai berikut :
·
Sabuk kuiper klasik dan Resonansi
Resonansi adalah orbit yang
terkait pada Neptunus (contohnya dua orbit untuk setiap tiga orbit
Neptunus atau satu untuk setiap dua orbit Neptunus). Sabuk klasik terdiri atas
objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4
SA sampai 47,7. Anggota sabuk klasik diklasifikasikan sebagai Cubewanos setelah anggota jenis
pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1.
·
Pluto
Pluto (rata-rata 39 SA), sebuah
planet kerdil, adalah salah satu objek terbesar diSabuk Kuiper. Ketika
ditemukan pada tahun 1930, Pluto dianggap sebagai planet yang
kesembilan. Definisi diganti pada tahun 2006 dengan diangkatnya definisi formal
planet. Tidak jelas apakah Charon,
bulan Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sebagai satelit atau
planet kerdil juga.
·
Haumea dan Makemake
Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan
Makemake (rata-rata 45,79 SA) adalah dua objek terbesar dalam Sabuk Kuiper
klasik. Haumea berbentuk telur dan memiliki dua bulan. Adapun Makemake objek
paling cemerlang setelah Pluto. Awalnya dinamai 2003 EL61 dan
2005 FY9. Kemudian, pada tahun 2008 diberi nama dan status sebagai planet
kerdil.
b.
Daerah Piringan Tersebar
Daerah ini diduga merupakan sumber
komet berperiode pendek. Objek Piringan Tersebar diduga terlempar ke orbit yang
tidak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerakan migrasi awal
Neptunus.
4.
Daerah Tata Surya Terjauh
a.
Heliopause
Heliopause disebut sebagai titik
permulaan medium antar bintang. Akan tetapi, bola Roche Matahari (jarak efektif
pengaruh gravitasi matahari) diperkirakan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.
b.
Awan Oort
Awan Oort (Oort cloud) adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri atas
bertriliun-triliun objek es dan merupakan sumber komet berperiode panjang.
Daerah ini mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam tata surya karena berinteraksi dengan planet-planet bagian luar.
c.
Sedna
Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah
benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar
76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion serta berjangka orbit 12.050
tahun.
Mike Brown, penemu
objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna bukan merupakan bagian dari
Piringan Tersebar ataupun Sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari
pengaruh migrasi Neptunus. Brown menjuluki kelompok ini “Awan Oort bagian dalam” karena mungkin terbentuk melalui proses yang
mirip, meskipun jauh lebih dekat ke Matahari.
5.
Daerah Sekitar Tata Surya
Lingkungan galaksi terdekat
dari tata surya adalah Awan Antarbintang Lokal, yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung
Lokal. Gelembung Lokal ini berbentuk rongga mirip jam pasir yang terdapat
pada medium antarbintang, berukuran sekitar 300 tahun cahaya, dan terletak di
tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu
tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.
D. BENDA-BENDA LAIN DALAM TATA SURYA
1. Planetoida atau Asteroida
Pada tahun 1801, Piazzi, seorang astronom bangsa
Italia melalui observasinya dengan teleskop menemukan benda langit yang
berdiameter ± 900 km (Bulan berdiameter 3000 km) beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa
tahun kemudian ternyata ditemukan pula beberapa benda semacam itu. Benda-benda
itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter. Pada
saat ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak +
2000 buah, berbentuk bulat dan kecil. Yang terbesar bernama Ceres dengan
diameter 750 km. Benda-benda langit itu disebut planetoida atau "bukan
planet", untuk membedakannya dengan planet utama yang telah diterangkan.
2. Komet atau Bintang Berekor
Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi
komet bukan tergolong bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata
surya, yang beredar mengelilingi Matahari dan menerima energinya dari Matahari.
3. Meteor atau Bintang Beralih
Meteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan
anggota tata surya. Meteor berupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2
sampai 0,5 mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor ini semacam debu
angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60
km per jam.
4. Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar
mengelilingi planet, dan bersama- sama beredar mengelilingi Matahari. Peredaran
satelit mengelilingi planet disebut gerak revolusi satelit.
Di samping itu, satelit juga melakukan
gerak rotasi, yaitu beredar mengelilingi sumbunya sendiri.
Pada umumnya, arah rotasi dan revolusi satelit sama dengan arah rotasi dan
revolusi planetnya, yaitu dari Barat ke Timur, kecuali satelit dari planet
Neptunus. Planet yang telah diketahui tidak mempunyai satelit adalah Merkurius,
Venus, dan mungkin juga Pluto.
E. ASAL-USUL TATA SURYA
Ada empat macam teori asal usul tata
surya yaitu : teori kabut (nebula), teori planetesimal, teori
bintang kembar, dan teori protoplanet.
1.
Teori
Kabut
Penemu teori ini adalah Immanuel Kant,
dan Simon de Laplace. Nebula adalah kabut yang terdiri dari gas (terutama
hydrogen dan helium) dan debu-debu angkasa. Menurut teori ini mula-mula ada
sebuah nebula yang baur dan hampir bulat, yang berotasi dengan kecepatan
sangat lambat sehingga mulai menyusut.
Akibat penyusutan dan rotasi
terbentuklah rotasi sebuah cakram datar di tengahnya. Penyusutan berlanjut
dan matahari terbentuk dipusat cakram. Cakram berputar sangat cepat,
sehingga bagian-bagian tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan.
Kemudian gelang –gelang memadat dan menjadi planet yang berevolusi menjadi
orbit elips mengitari matahari.
2.
Teori
Planetesimal
Teori ini diajukan oleh T.C Chamberlein
dan F.R Moulton, keduanya ilmuwan Amerika. Menurut teori ini matahari
sebelumnya sudah ada sebagai salah satu bintang. Karena adanya
tarikan gravitasi bintang maka menyebabkan sebagian bahan dari matahari
tertarik kearah bintang itu. Ketika bintang menjauh, lidah raksasa
sebagian jatuh ke matahari dan sebagian lagi terhambur menjadi gumpalan
kecil atau platesimal. Planetesimal-planetesimal melayang di angkasa
sebagai benda dingin dalam orbit mengitari matahari.
Dengan tumbukan dan tarikan gravitasi,
planetesimal besar menyapu yang labih kecil dan akhirnya menjadi
planet-planet.
3.
Teori
Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan
teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar,
kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada
pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak
mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet, sedangkan bintang yang tidak
meledak menjadi matahari.
4.
Teori
Proto Planet
Teori ini dikemukakan oleh
astronom Jerman Carl Von Weizsaeker dan disempurnakan
oleh P Kuiper, dkk. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa tata surya
terbentuk darigumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5 milyar tahun yang
lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan.
Pada proses pemampatan itu
partikel-partikel debu tertarik ke dalam menuju pusat awan, membentuk gumpalan
bola, dan mulai berotasi. Karena rotasi cepat, maka gumpalan gas mulai
memipih menyerupai bentuk cakram yaitu tebal di bagian tengah saling
menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar.
Bagian
tengah yang berpijar inilah sebagiab protosun (cikal bakal matahari), yang
akhirnya menjadi matahari. Bagian tepi (bagian yang lebih luar) yang berotasi
sangat cepat menyebabkan bagian ini terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas
dan debu yang leih kecil. Gumpalan kecil ini juga berotasi, akhirnya membeku
menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya.
Seperti
yang tercantum dalam Al Quran. Allah telah berfirman :
ثُمَّ
اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan
asap,...” (Al Fushshiilat, 41: 11)
Karena bumi dan langit di atasnya
(matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari
'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan
bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk
dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا
فَفَتَقْنَاهُمَا
“Dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (Al
Anbiya, 21:30)
F. BUMI
Pengertian Bumi
adalah suatu planet yang memiliki urutan ke tiga dari matahari dan planet
terbesar kelima dari semua planet yang ada di tata surya (baca : Planet di Tata Surya). Bumi juga dapat diartikan sebagai
planet yang menjadi tempat tinggal bagi semua makhluk yang hidup di dalamnya.
Dalam bahasa Inggris, bumi disebut earth. Sementara di Indonesia,
istilah bumi berasal dari kata bhumi yang berarti tanah. Kata tersebut
merupakan bahasa Sansekerta.
Bumi mempunyai sebutan lain yaitu benua
biru karena jika dilihat dari luar angkasa, planet bumi mempunyai warna dominan
biru. Warna biru tersebut adalah representasi dari dari laut yang memenuhi dua
per tiga dari permukaan bumi. Bumi mempunyai bentuk bulat tak sempurna dan juga
pepat (padat). Luas permukaan bumi sekitar 510.072.000 kilometer persegi dengan
jari- jari rata-rata 6.371 kilometer. Planet bumi memiliki gravitasi atau gaya
tarik dengan percepatan sebesar 9,780327 m/s2 yang dalam perhitungan
matematis sering dibulatkan menjadi 9,81 m/s2.
Bumi mengalami rotasi dan juga revolusi.
Rotasi yakni berputarnya bumi pada sumbu porosnya yang memelukan waktu sekitar
24 jam. Sedangkan revolusi yaitu berputarnya bumi mengelilingi
matahari yang membutuhkan waktu sekitar 365 hari. Jarak bumi dan matahari yakni
149,6 juta kilometer. Rotasi bumi dapat mengakibatkan pergantian malam dan
siang, terjadinya perbedaan waktu di berbagai negara, serta gerak semu harian
matahari. Sementara revolusi mengakibatkan pergantian musim di semua benua di dunia, berubahnya jangka waktu
siang dan malam, serta gerak semu tahunan matahari.
· Lapisan- Lapisan Bumi
Menurut para ilmuwan, bumi sudah
terbentuk 4,54 miliar tahun yang lalu. Struktur lapisan bumi terdiri dari berbagai
jenis batuan (baca : Jenis Janis Batuan Penyusun Lapisan Bumi). Sementara itu, lapisan
bumi dapat dibagi menjadi 3 yaitu kerak bumi, mantel bumi dan inti bumi.
Berikut adalah penjelasan masing- masing lapisan bumi.
1. Kerak
bumi
Lapisan bumi yang paling luar disebut
dengan kerak bumi (crush). Lapisan ini
dikelompokkan menjadi 2 yaitu kerak benua dan kerak samudera. Ketebalan dari
kerak benua berkisar antara 20 hingga 70 kilometer. Sedangkan ketebalan kerak
samudera berkisar
antara 5 sampai 10 kilometer. Pada lapisan kerak bumi terdapat relief permukaan bumi yang terbentuk dari
adanya tenaga endogen dan eksogen.
Semakin dalam kerak bumi maka suhunya
akan semakin tinggi (panas). Suhu kerak bumi yang paling dalam bisa mencapai
200 sampai 1000 derajat celcius. Kerak benua mempunyai susunan dominan berupa
batuan granit. Sedang pada kerak samudera sebagian besar
tersusun atas batu basal. Komposisi kimia kerak bumi
meliputi :
·
Silika sebesar
60,2 persen
·
Alumina sebesar
15,2 persen
·
Kapur sebesar
5,5 persen
·
Magnesium oksida
sebesar 3,1 persen
·
Sodium oksida
sebesar 3 persen
·
Kalium oksida
sebesar 2,8 persen
Senyawa lain yang menyusun bumi yaitu
air, karbon dioksida, titanium dioksida dan fosfor pentaoksida.
Senyawa- senyawa tersebut hanya berjumlah kurang dari 2 persen dari seluruh
komposisi senyawa yang menyusun bumi.
2. Selimut
bumi
Selimut atau selubung bumi lebih dikenal
dengan sebutan mantel bumi. Letaknya berada di antara kerak bumi dan inti bumi.
Ketebalan mantel bumi yakni 2.900 kilometer. Temperaturnya mencapai hingga 3000
derajat celcius. Sebagian besar mantel bumi tersusun dari jenis- jenis batuan
yang terkandung silikon dan magnesium di dalamnyam sementara bagian yang lain
tersusun dari silisium dan alumnium. Mantel bumi diklasifikasikan menjadi 3
kelompok yaitu :
·
Lapisan litosfer
– Lapisan ini merupakan lapisan terluar mantel bumi dengan ketebalan hingga 80
kilometer.
·
Lapisan astenosfer
– Lapisan ini terbentuk di bawah lapisan litosfer dengan ketebalan berikisar
antara 100 hingga 400 kilometer. Lapisan astenosfer diprediksi sebagai tempat
pembentukan magma (baca : Proses Terjadinya Magma).
·
Lapisan mesosfer
– Lapisan terbawah dari mantel bumi adalah mesosfer. Ketebalannya berikisar
antara 2.400 sampai 2.700 kilometer
3. Inti
bumi
Inti bumi atau core merupakan lapisan bumi
paling dasar. Ketebalan lapisan ini adalah 3.500 kilometer dengan lapisan inti
luar setebal 2.000 kilometer. Suhu di lapisan inti luar adalah 2.200 derajat
celcius. Sementara pada lapisan inti dalam temperaturnya semakin
panas yakni mencapai 4.500 derajat celcius. Bagian inti bumi tersusun dari nikel
dan besi.
Selain ketiga lapisan tersebut, bumi juga dapat terbagi menjadi 4
lapisan yaitu lapisan atmosfer, lapisan litosfer, lapisan hidrosfer dan lapisan
biosfer. Berikut penjelasan singkatnya.
·
Atmosfer
Lapisan atmosfer terdiri atas nitrogen
sebesar 21 persen, nitrogen sebanyak 78 persen dan sebagian kecil karbon
dioksida, air serta jenis gas lainnya. Sebagian besar massa atmosfer berada di
ketinggian 11 km. Pada lapisan atmosfer terbentuk iklim dan cuaca yang
dipengaruhi oleh energi matahari dan berputarnya bumi. Energi matahari juga
mempengaruhi pergantian musim.
Musim panas terjadi ketika kutub utara menghadap tepat ke arah
matahari. Sementara terjadinya musim dingin adalah sebaliknya. Panjangnya siang
hari di musim panas lebih lama, sedang pada musim dingin siang hari menjadi
lebih pendek. Bahkan hampir tidak ada siang hari di daerah kutub ketika musim
dingin
·
Litosfer
Lapisan litosfer seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mempunyai
ketebalan 80 kilometer. Selain itu, lapisan ini mempunyai bentuk berupa lempeng
yang terus bergerak karena adanya tenaga endogen (baca : Macam Macam Tenaga Endogen). Pergerakan
lempeng tersebut akan mengakibatkan pergeseran benua.
·
Hidrosfer
Yang disebut lapisan hidrosfer adalah lapisan perairan yang ada di
bumi. Seperti yang kita tahu bahwa dua per tiga permukaan bumi ditutupi oleh
perairan. Perairan tersebut meliputi perairan laut dan perairan lain seperti
sungai dan danau. Perairan terdalam di bumi berada di Samudera Pasifik yakni Palung Mariana
dengan kedalaman lebih dari 10.000 meter di bawah permukaan laut. Laut juga
mempunyai pengaruh terhadap iklim dan cuaca di bumi. Hal itu berarti lapisan
hidrosfer dapat mempengaruhi kondisi lapisan atmosfer.
·
Biosfer
Biosfer merupakan lapisan yang menjadi
tempat tinggal makhluk hidup, yakni berupa kumpulan ekosistem yang berada di
bumi. Lapisan biosfer mencakup semua kehidupan makhluk di bumi beserta
interaksinya dengan sesama maupun dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Biosfer di bumi diperkirakan terbentuk di awal pembentukan planet ini,
yakni sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu dan merupakan lapisan paling tipis
dari semua lapisan bumi. Tingkatan organisasi dalam biosfer meliputi
protoplasma, sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme. Tingkat organisasi
tersebut merupakan tingkatan organisme yang paling kompleks di sistem tata
surya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian alam
semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba dan sebagainya.Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.
Secara informal,
tata surya dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
1)
Tata surya bagian dalam mencakup empat planet (Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars) dan sabuk asteroid utama;
2)
Tata surya bagian
daerah yang lebih jauh;
3)
Tata surya bagian luar, terdapat empat gas planet
raksasa. Sejak sabuk Kuiper ditemukan, bagian ini dianggap sebagai wilayah
berbeda tersendiri yang meliputi semua objek yang melampaui Neptunus.
Ada empat macam
teori asal usul tata surya yaitu :
1.
Teori kabut (nebula),
2.
Teori planetesimal,
3.
Teori bintang kembar, dan
4.
Teori protoplanet.
Pengertian Bumi
adalah suatu planet yang memiliki urutan ke tiga dari matahari dan planet
terbesar kelima dari semua planet yang ada di tata surya
Bumi mempunyai
bentuk bulat tak sempurna dan juga pepat (padat). Luas permukaan bumi sekitar
510.072.000 kilometer persegi dengan jari- jari rata-rata 6.371 kilometer.
Planet bumi memiliki gravitasi atau gaya tarik dengan percepatan sebesar
9,780327 m/s2 yang dalam perhitungan matematis sering dibulatkan menjadi 9,81
m/s2.
DAFTAR PUSTAKA
Herabudin. 2010. Ilmu
Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar