Sabtu, 11 Maret 2017

IAD, ALAM SEMESTA SEBAGAI SISTEM



MAKALAH
ALAM SEMESTA SEBAGAI SISTEM


Disusun Oleh :
1.     Ardinata                                ( 141403005 )
2.     Devi Meilani                          ( 141403006 )
3.     Nadiya Nuramaliya              ( 141403015 )

Dosen Pengampu :
Sarja, S.Sos.I.,MM

PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS SYARIAH
SEMESTER VI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
(STAIBN) TEGAL
TAHUN AKADEMIK 2016/2017






BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Tata Surya dan galaksinya merupakan bagian dari pembahasan Ilmu Alamiah Dasar. Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit lainnya.
Bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang? Bagaimana awal mula terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata Surya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul dan akan dicoba dijawab dengan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis membuat makalah yang berjudul “Tata Surya dan Galaksi” dengan harapan dapat membantu para pembaca.

B.       RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana terbentuknya alam semesta?
2.      Apa saja susunan tata surya?
3.      Bagian-bagian apa saja dalam tata surya?
4.      Apa saja benda-benda lain dalam tata surya?
5.      Bagaimana asal-usul tata surya?
6.      Apa penjelasan tentang bumi?

BAB II

PEMBAHASAN

A.      ALAM SEMESTA

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya
Teori Terbentuknya Alam Semesta :
1.    Teori Keadaaan Tetap (Steady-state theory)
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Dengan diketahui kecepatan radial galaksi-galaksi menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi, makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra yang menuju merah, yang hal ini sering dikenal dengan pergeseran merah.Dari hasil penemuan ini menguatkan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi).Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya pengembangan.
2.    Teori Dentuman Besar (Big-bang theory)
Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre.Teori ini menyatakan pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam keadaan yang sangat padat.Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar keruang alam semesta. Berdasarkan dari asumsi adanya massa yang sangat besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan. Sejak itulah dimulai ekspansi yang berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi. Pada suatu saat nanti ekspansi tersebut akan berakhir.

B.       SUSUNAN TATA SURYA

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut terdiri atas delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil (katai), 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Berdasarkan jaraknya, kedelapan planet tata surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut adalah Ceres (415 juta km di sabuk asteroid; dahulu diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km;  dahulu diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami, yang disebut Bulan. Setiap planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri atas debu dan partikel lain.
Wikipedia menjelaskan bahwa tata surya terbagi menjadi matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

C.      BAGIAN-BAGIAN TATA SURYA

Secara informal, tata surya dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
1)    Tata surya bagian dalam mencakup empat planet (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) dan sabuk asteroid utama;
2)    Tata surya  bagian daerah yang lebih jauh;
3)    Tata surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa. Sejak sabuk Kuiper ditemukan, bagian ini dianggap sebagai wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua objek yang melampaui Neptunus.
1.    Daerah Tata Surya Bagian Dalam
Tata surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid, terutama terbuat dari silikat dan logam. Empat planet bagian dalam atau planet kebumian memiliki komposisi batuan yang padat, hamper tidak mempunyai bulan, dan tidak mempunyai system cincin. Komposisi planet-planet ini terutama dalah mineral bertitik lebih tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, serta logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga planet, yaitu Venus, Bumi, dan Mars memiliki atmosfer. Semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di antara Matahari dan Bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.
a.    Matahari
Matahari merupakan bintang induk tata surya dan komponen utama system tata surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi dahsyat. Kebanyakan energi dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi elektromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan dalam bintang kerdil kuning (tipe GV) yang berukuran sedang. Akan tetapi, kategori tersebut dapat menyebabkan kesalahpahaman karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang terdapat di dalam galaksi bima sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan matahari terletak persis di tengah deret ini. Bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum.
Matahari secara berkesinambungan memancarkan semburan partikel bermuatan (plasma) yang dikenal sebagai angin matahari. Semburan partikel ini menyebar keluar kira-kira pada kecepatan 1,5 juta kilometer per jam, menciptakan atmosfer tipis (heliosfer) yang merambah tata surya, paling tidak sejauh 100 SA, yang disebut medium antarplanet.  
Heliosfer berperan melindungi tata surya dari sinar kosmik yang berasal dari luar tata surya. Medan magnet planet-planet menambah peran perlindungan selanjutnya. Densitas sinar kosmik pada medium antar bintang dan kekuatan medan magnet matahari mengalami perubahan pada skala waktu yang sangat panjang sehingga derajat radiasi kosmis di dalam tata surya menjadi bervariasi, meskipun tidak diketahui besarnya.  
b.    Merkurius
Merkurius (0,4 SA) adalah planet terdekat dari matahri dan terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya yang diketahui adalah kawah meteorid (lobed ridges atau rupes), yang kemungkinan terjadi karena pengerutan pada periode awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa dliabaikan terdiri atas atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin matahari. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesis, lapisan luar planet Merkurius terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa dan perkembangan (“akresi”) penuhnya terhambat oleh energi awal matahari.
c.    Venus
Venus (0,7 SA) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, beratmosfer tebal, serta memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi, planet ini lebih kering dan atmosfernya sembilan kali lebih padat daripada bumi. Venus tidak memiliki satelit dan merupakan planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 4000C.
d.   Bumi
Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya planet yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan memiliki makhluk hidup. Hidrosfernya yang cair menjadi kekhasan di antara planet-planet kebumian. Bumi juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi amat berbeda dibandingkan planet lainnya akibat pengaruh makhluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satelit, yaitu bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian tata surya.

e.    Mars
Mars (1,5 SA) berukuran lebih kecil daripada bumi dan venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis dengan kandungan utama karbondioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa, seperti Olympus Mons dan lembah retakan, seperti Valles marineris, menunjukkan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai saat ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.
f.     Asteroid
Asteroid secara umum adalah objek tata surya yang terdiri atas batuan dan mineral logam beku. Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sebagai benda kecil tata surya. Beberapa asteroid, seperti Vesta dan  Hygeia, mungkin diklasifikasikan sebagai planet kerdil jika terbukti telah mencapai equilibrium hidrostatik.
Antara Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebut sabuk asteroid, kumpulan batuan metal, dan mineral. Kebanyakan asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer, dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Sabuk asteroid utama terletak di antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga merupakan sisa dari bahan formasi tata surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter. Sabuk asteroid terdiri atas beribu, bahkan jutaan objek yang berdiameter satu km. Meskipun demikian, massa total dari sabuk utama tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi. Sabuk utama tidaklah rapat. Kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang berdiameter antara 10 dan 10-4 m disebut meteorid.
2.    Daerah Tata Surya Bagian yang Lebih Jauh
a.    Yupiter
Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semipermanen pada atmosfernya,  misalnya pita-pita awan dan bintik merah raksasa. Yuoiter  memilki 63 satelit. Empat yang terbesar, yaitu Ganymede, Callisto, lo, dan Europa menampakkan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di tata surya, berukuran lebih besar daripada Merkurius.
b.    Saturnus
Saturnus (9,5 SA), yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, antara lain komposisi atmosfernya. Meskipun saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, berat planet ini kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, sehingga menjadi planet yang paling tidak padat di tata surya. Sejauh ini, Saturnus memiliki 60 satelit (dan tiga yang belum dipastikan). Dua diantaranya, yaitu Titan dan Enceladus.
c.    Uranus
Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari matahari dengan berukuran poros 90% pada ekliptika. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, dan satelit terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel, dan Miranda.
d.   Neptunus
Neptunus (30 SA) bermasa sedikit lebih kecil daripada Uranus, tetapi memiliki 17 kali massa bumi sehingga lebih padat. Neptunus memancarkan panas dari dalam, tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Sartunus. Neptunus mempunyai 13 satelit yang diketahui. Satelit yang terbesar adalah Triton, yang geologinya aktif dan memiliki geyser nitrogen cair.
e.    Komet
Komet adalah badan tata surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Komet memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umum perihelionnya terletak di planet – planet bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki tata surya bagian dalam, kedekatan jaraknya dari matahari menyebabkan permukaan esnya bersublimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas, dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.
f.     Centaur
Centaur adalah benda-benda es mirip komet yang poros semimayornya lebih besar daripada Yupiter (5,5 SA) dan lebih kecil daripada Neptunus (30 SA). Centaur terbesar yang diketahui adalah 10199 Chariklo yang berdiameter 250 km. Centaur temuan pertama, yaitu 2060 Chiron, diklasifikasikan sebagai komet (95P) karena memiliki koma sama seperti komet jika mendekati matahari.
3.    Daerah Trans-Neptunus.
Daerah trans-Neptunus terdiri atas Sabuk Kuiper dan Piringan Tersebar.
a.       Sabuk Kuiper
Sebuah cincin raksasa yang mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya adalah es. Sabuk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri atas benda kecil tata surya.
Objek yang termasuk sabuk Kuiper antara lain sebagai berikut :
·      Sabuk kuiper klasik dan Resonansi
Resonansi adalah orbit yang terkait pada Neptunus (contohnya dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua orbit Neptunus). Sabuk klasik terdiri atas objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7. Anggota sabuk klasik diklasifikasikan sebagai Cubewanos setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1.
·      Pluto
Pluto (rata-rata 39 SA), sebuah planet kerdil, adalah salah satu objek terbesar diSabuk Kuiper. Ketika ditemukan pada tahun 1930, Pluto dianggap sebagai planet yang kesembilan. Definisi diganti pada tahun 2006 dengan diangkatnya definisi formal planet. Tidak jelas apakah Charon, bulan Pluto yang terbesar, akan terus diklasifikasikan sebagai satelit atau planet kerdil juga. 
·      Haumea dan Makemake
Haumea (rata-rata 43,34 SA) dan Makemake (rata-rata 45,79 SA) adalah dua objek terbesar dalam Sabuk Kuiper klasik. Haumea berbentuk telur dan memiliki dua bulan. Adapun Makemake objek paling cemerlang setelah Pluto. Awalnya dinamai 2003 EL61 dan 2005 FY9. Kemudian, pada tahun 2008 diberi nama dan status sebagai planet kerdil.
b.      Daerah Piringan Tersebar
Daerah ini diduga merupakan sumber komet berperiode pendek. Objek Piringan Tersebar diduga terlempar ke orbit yang tidak menentu karena pengaruh gravitasi dari gerakan migrasi awal Neptunus. 
4.    Daerah Tata Surya Terjauh
a.       Heliopause
Heliopause disebut sebagai titik permulaan medium antar bintang. Akan tetapi, bola Roche Matahari (jarak efektif pengaruh gravitasi matahari) diperkirakan mencakup sekitar seribu kali lebih jauh.
b.      Awan Oort
Awan Oort (Oort cloud) adalah sebuah massa berukuran raksasa yang terdiri atas bertriliun-triliun objek es dan merupakan sumber komet berperiode panjang. Daerah ini mengandung komet yang terlempar dari bagian dalam tata surya karena berinteraksi dengan planet-planet bagian luar.
c.       Sedna
Sedna (rata-rata 525,86 SA) adalah sebuah benda kemerahan mirip Pluto dengan orbit raksasa yang sangat eliptis, sekitar 76 SA pada perihelion dan 928 SA pada aphelion serta berjangka orbit 12.050 tahun.
Mike Brown, penemu objek ini pada tahun 2003, menegaskan bahwa Sedna bukan merupakan bagian dari Piringan Tersebar ataupun Sabuk Kuiper karena perihelionnya terlalu jauh dari pengaruh migrasi Neptunus. Brown menjuluki kelompok ini “Awan Oort bagian dalam” karena mungkin terbentuk melalui proses yang mirip, meskipun jauh lebih dekat ke Matahari.
5.    Daerah Sekitar Tata Surya
Lingkungan galaksi terdekat dari tata surya adalah Awan Antarbintang Lokal, yaitu wilayah berawan tebal yang dikenal dengan nama Gelembung Lokal. Gelembung Lokal ini berbentuk rongga mirip jam pasir yang terdapat pada medium antarbintang, berukuran sekitar 300 tahun cahaya, dan terletak di tengah-tengah wilayah yang jarang. Gelembung ini penuh ditebari plasma bersuhu tinggi yang mungkin berasal dari beberapa supernova yang belum lama terjadi.

D.      BENDA-BENDA LAIN DALAM TATA SURYA

1.    Planetoida atau Asteroida
Pada tahun 1801, Piazzi, seorang astronom bangsa Italia melalui observasinya dengan teleskop menemukan benda langit yang berdiameter ± 900 km (Bulan berdiameter 3000 km) beredar mengelilingi Matahari. Dalam beberapa tahun kemudian ternyata ditemukan pula beberapa benda semacam itu. Benda-benda itu mengorbit mengelilingi Matahari pada jarak antara Mars dan Yupiter. Pada saat ini, benda semacam itu telah diketahui sebanyak + 2000 buah, berbentuk bulat dan kecil. Yang terbesar bernama Ceres dengan diameter 750 km. Benda-benda langit itu disebut planetoida atau "bukan planet", untuk membedakannya dengan planet utama yang telah diterangkan.
2.    Komet atau Bintang Berekor
Meskipun komet disebut sebagai bintang berekor, tetapi komet bukan tergolong bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet merupakan anggota tata surya, yang beredar mengelilingi Matahari dan menerima energinya dari Matahari.
3.    Meteor atau Bintang Beralih 
Meteor bukan tergolong bintang karena meteor merupakan anggota tata surya. Meteor berupa batu-batu kecil yang berdiameter antara 0,2 sampai 0,5 mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor ini semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau 60 x 60 x 60 km per jam.
4.    Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit beredar mengelilingi planet, dan bersama- sama beredar mengelilingi Matahari. Peredaran satelit mengelilingi planet disebut gerak revolusi  satelit.  Di  samping  itu,  satelit  juga  melakukan  gerak  rotasi,  yaitu  beredar mengelilingi sumbunya sendiri. Pada umumnya, arah rotasi dan revolusi satelit sama dengan arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu dari Barat ke Timur, kecuali satelit dari planet Neptunus. Planet yang telah diketahui tidak mempunyai satelit adalah Merkurius, Venus, dan mungkin juga Pluto.

E.       ASAL-USUL TATA SURYA

Ada empat macam teori asal usul tata surya yaitu : teori kabut (nebula), teori planetesimal, teori bintang kembar, dan teori protoplanet.
1.      Teori Kabut
Penemu teori ini adalah Immanuel Kant, dan Simon de Laplace. Nebula adalah kabut yang terdiri dari gas (terutama hydrogen dan helium) dan debu-debu angkasa. Menurut teori ini mula-mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir bulat, yang berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut.
Akibat penyusutan dan rotasi terbentuklah rotasi sebuah cakram datar di tengahnya. Penyusutan berlanjut dan matahari terbentuk dipusat cakram. Cakram berputar sangat cepat, sehingga bagian-bagian tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan. Kemudian gelang –gelang memadat dan menjadi planet yang berevolusi menjadi orbit elips mengitari matahari.
2.      Teori Planetesimal
Teori ini diajukan oleh T.C Chamberlein dan F.R Moulton, keduanya ilmuwan Amerika. Menurut teori ini matahari sebelumnya sudah ada sebagai salah satu bintang. Karena adanya tarikan gravitasi bintang maka menyebabkan sebagian bahan dari matahari tertarik kearah bintang itu. Ketika bintang menjauh, lidah raksasa sebagian jatuh ke matahari dan sebagian lagi terhambur menjadi gumpalan kecil atau platesimal. Planetesimal-planetesimal melayang di angkasa sebagai benda dingin dalam orbit mengitari matahari.
Dengan tumbukan dan tarikan gravitasi, planetesimal besar menyapu yang labih kecil dan akhirnya menjadi planet-planet.
3.      Teori Bintang Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi planet-planet, sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
4.      Teori Proto Planet
 Teori ini dikemukakan oleh astronom Jerman Carl Von Weizsaeker dan disempurnakan oleh P Kuiper, dkk. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa tata surya terbentuk darigumpalan awan gas dan debu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan mengalami pemampatan.
Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke dalam menuju pusat awan, membentuk gumpalan bola, dan mulai berotasi. Karena rotasi cepat, maka gumpalan gas mulai memipih menyerupai bentuk cakram yaitu tebal di bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar.
Bagian tengah yang berpijar inilah sebagiab protosun (cikal bakal matahari), yang akhirnya menjadi matahari. Bagian tepi (bagian yang lebih luar) yang berotasi sangat cepat menyebabkan bagian ini terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang leih kecil. Gumpalan kecil ini juga berotasi, akhirnya membeku menjadi planet-planet serta satelit-satelitnya.
Seperti yang tercantum dalam Al Quran. Allah telah berfirman :
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,...” (Al Fushshiilat, 41: 11)
Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (Al Anbiya, 21:30)

F.       BUMI

Pengertian Bumi adalah suatu planet yang memiliki urutan ke tiga dari matahari dan planet terbesar kelima dari semua planet yang ada di tata surya (baca : Planet di Tata Surya). Bumi juga dapat diartikan sebagai planet yang menjadi tempat tinggal bagi semua makhluk yang hidup di dalamnya. Dalam bahasa Inggris, bumi disebut earth. Sementara di Indonesia, istilah bumi berasal dari kata bhumi yang berarti tanah. Kata tersebut merupakan bahasa Sansekerta.
Bumi mempunyai sebutan lain yaitu benua biru karena jika dilihat dari luar angkasa, planet bumi mempunyai warna dominan biru. Warna biru tersebut adalah representasi dari dari laut yang memenuhi dua per tiga dari permukaan bumi. Bumi mempunyai bentuk bulat tak sempurna dan juga pepat (padat). Luas permukaan bumi sekitar 510.072.000 kilometer persegi dengan jari- jari rata-rata 6.371 kilometer. Planet bumi memiliki gravitasi atau gaya tarik dengan percepatan sebesar 9,780327 m/s2 yang dalam perhitungan matematis sering dibulatkan menjadi 9,81 m/s2.
Bumi mengalami rotasi dan juga revolusi. Rotasi yakni berputarnya bumi pada sumbu porosnya yang memelukan waktu sekitar 24 jam. Sedangkan revolusi yaitu berputarnya bumi mengelilingi matahari yang membutuhkan waktu sekitar 365 hari. Jarak bumi dan matahari yakni 149,6 juta kilometer. Rotasi bumi dapat mengakibatkan pergantian malam dan siang, terjadinya perbedaan waktu di berbagai negara, serta gerak semu harian matahari. Sementara revolusi mengakibatkan pergantian musim di semua benua di dunia, berubahnya jangka waktu siang dan malam, serta gerak semu tahunan matahari.

·         Lapisan- Lapisan Bumi

Menurut para ilmuwan, bumi sudah terbentuk 4,54 miliar tahun yang lalu. Struktur lapisan bumi terdiri dari berbagai jenis batuan (baca : Jenis Janis Batuan Penyusun Lapisan Bumi). Sementara itu, lapisan bumi dapat dibagi menjadi 3 yaitu kerak bumi, mantel bumi dan inti bumi. Berikut adalah penjelasan masing- masing lapisan bumi.
1.      Kerak bumi
Lapisan bumi yang paling luar disebut dengan kerak bumi (crush). Lapisan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu kerak benua dan kerak samudera. Ketebalan dari kerak benua berkisar antara 20 hingga 70 kilometer. Sedangkan ketebalan kerak samudera berkisar antara 5 sampai 10 kilometer.  Pada lapisan kerak bumi terdapat relief permukaan bumi yang terbentuk dari adanya tenaga endogen dan eksogen.
Semakin dalam kerak bumi maka suhunya akan semakin tinggi (panas). Suhu kerak bumi yang paling dalam bisa mencapai 200 sampai 1000 derajat celcius.  Kerak benua mempunyai susunan dominan berupa batuan granit. Sedang pada kerak samudera sebagian besar tersusun atas batu basal. Komposisi kimia kerak bumi meliputi :
·         Silika sebesar 60,2 persen
·         Alumina sebesar 15,2 persen
·         Kapur sebesar 5,5 persen
·         Magnesium oksida sebesar 3,1 persen
·         Sodium oksida sebesar 3 persen
·         Kalium oksida sebesar 2,8 persen
Senyawa lain yang menyusun bumi yaitu air, karbon dioksida, titanium dioksida dan fosfor pentaoksida. Senyawa- senyawa tersebut hanya berjumlah kurang dari 2 persen dari seluruh komposisi senyawa yang menyusun bumi.

2.      Selimut bumi
Selimut atau selubung bumi lebih dikenal dengan sebutan mantel bumi. Letaknya berada di antara kerak bumi dan inti bumi. Ketebalan mantel bumi yakni 2.900 kilometer. Temperaturnya mencapai hingga 3000 derajat celcius. Sebagian besar mantel bumi tersusun dari jenis- jenis batuan yang terkandung silikon dan magnesium di dalamnyam sementara bagian yang lain tersusun dari silisium dan alumnium. Mantel bumi diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu :
·         Lapisan litosfer – Lapisan ini merupakan lapisan terluar mantel bumi dengan ketebalan hingga 80 kilometer.
·         Lapisan astenosfer – Lapisan ini terbentuk di bawah lapisan litosfer dengan ketebalan berikisar antara 100 hingga 400 kilometer. Lapisan astenosfer diprediksi sebagai tempat pembentukan magma (baca : Proses Terjadinya Magma).
·         Lapisan mesosfer – Lapisan terbawah dari mantel bumi adalah mesosfer. Ketebalannya berikisar antara 2.400 sampai 2.700 kilometer
3.      Inti bumi
Inti bumi atau core merupakan lapisan bumi paling dasar. Ketebalan lapisan ini adalah 3.500 kilometer dengan lapisan inti luar setebal 2.000 kilometer. Suhu di lapisan inti luar adalah 2.200 derajat celcius. Sementara pada lapisan inti dalam temperaturnya semakin panas yakni mencapai 4.500 derajat celcius. Bagian inti bumi tersusun dari nikel dan besi.
Selain ketiga lapisan tersebut, bumi juga dapat terbagi menjadi 4 lapisan yaitu lapisan atmosfer, lapisan litosfer, lapisan hidrosfer dan lapisan biosfer. Berikut penjelasan singkatnya.
·         Atmosfer
Lapisan atmosfer terdiri atas nitrogen sebesar 21 persen, nitrogen sebanyak 78 persen dan sebagian kecil karbon dioksida, air serta jenis gas lainnya. Sebagian besar massa atmosfer berada di ketinggian 11 km. Pada lapisan atmosfer terbentuk iklim dan cuaca yang dipengaruhi oleh energi matahari dan berputarnya bumi. Energi matahari juga mempengaruhi  pergantian musim.
Musim panas terjadi ketika kutub utara menghadap tepat ke arah matahari. Sementara terjadinya musim dingin adalah sebaliknya. Panjangnya siang hari di musim panas lebih lama, sedang pada musim dingin siang hari menjadi lebih pendek. Bahkan hampir tidak ada siang hari di daerah kutub ketika musim dingin
·         Litosfer
Lapisan litosfer seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mempunyai ketebalan 80 kilometer. Selain itu, lapisan ini mempunyai bentuk berupa lempeng yang terus bergerak karena adanya tenaga endogen (baca : Macam Macam Tenaga Endogen). Pergerakan lempeng tersebut akan mengakibatkan pergeseran benua.
·         Hidrosfer
Yang disebut lapisan hidrosfer adalah lapisan perairan yang ada di bumi. Seperti yang kita tahu bahwa dua per tiga permukaan bumi ditutupi oleh perairan. Perairan tersebut meliputi perairan laut dan perairan lain seperti sungai dan danau. Perairan terdalam di bumi berada di Samudera Pasifik yakni Palung Mariana dengan kedalaman lebih dari 10.000 meter di bawah permukaan laut. Laut juga mempunyai pengaruh terhadap iklim dan cuaca di bumi. Hal itu berarti lapisan hidrosfer dapat mempengaruhi kondisi lapisan atmosfer.
·         Biosfer
Biosfer merupakan lapisan yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup, yakni berupa kumpulan ekosistem yang berada di bumi. Lapisan biosfer mencakup semua kehidupan makhluk di bumi beserta interaksinya dengan sesama maupun dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Biosfer di bumi diperkirakan terbentuk di awal pembentukan planet ini, yakni sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu dan merupakan lapisan paling tipis dari semua lapisan bumi. Tingkatan organisasi dalam biosfer meliputi protoplasma, sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme. Tingkat organisasi tersebut merupakan tingkatan organisme yang paling kompleks di sistem tata surya.


BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet dan galaksi.
Secara informal, tata surya dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu:
1)   Tata surya bagian dalam mencakup empat planet (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) dan sabuk asteroid utama;
2)   Tata surya  bagian daerah yang lebih jauh;
3)   Tata surya bagian luar, terdapat empat gas planet raksasa. Sejak sabuk Kuiper ditemukan, bagian ini dianggap sebagai wilayah berbeda tersendiri yang meliputi semua objek yang melampaui Neptunus.
Ada empat macam teori asal usul tata surya yaitu :
1.    Teori kabut (nebula),
2.    Teori planetesimal,
3.    Teori bintang kembar, dan
4.    Teori protoplanet.
Pengertian Bumi adalah suatu planet yang memiliki urutan ke tiga dari matahari dan planet terbesar kelima dari semua planet yang ada di tata surya
Bumi mempunyai bentuk bulat tak sempurna dan juga pepat (padat). Luas permukaan bumi sekitar 510.072.000 kilometer persegi dengan jari- jari rata-rata 6.371 kilometer. Planet bumi memiliki gravitasi atau gaya tarik dengan percepatan sebesar 9,780327 m/s2 yang dalam perhitungan matematis sering dibulatkan menjadi 9,81 m/s2.


DAFTAR PUSTAKA


Herabudin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia



Tidak ada komentar: